I’ll be Home for Christmas

 

Natal bertema I’ll be Home for Christmas ( Saya akan Berada di Rumah Saat Natal) yang diadakan di TONG HAI BALLROOM, Golden City Mall, benar-benar bernuansa keluarga. Dimulai dengan duosaudara Lianto sebagai worship Leaders juga seluruh acara memberikan kesempatan bagi semua bagian keluarga dari anggota gereja ikut tampil memeriahkan Natal. Anak remaja dengan gerak lagu mereka yang lincah disusul oleh puluhan anak Sekolah Minggu yang lucu-lucu membawakan hadiah bagi orang tua mereka serta bouquet  tangan untuk bapak dan ibu gembala. Suasana sungguh mengharukan sekaligus kejutan bagi para orang tua ketika menerima hadiah-hadiah hasil tabungan anak-anak selama beberapa bulan. Selain persembahan pujian Paduan suara Kaum Muda juga Paduan suara gabungan, pasangan suami-istri dan ibu janda berusia lanjut bahkan anggota Tubuh Kristus yang paling lemah mendapat bagian untuk memeriahkan Natal dengan kesaksian mereka.

Natal pertama ditandai dengan pukam (pulang kampung) dari Yusuf dan Maria untuk kembali ke kota kecil di Bethlehem atas perintah Kaisar Agustus. Ironisnya, setibanya mereka di kampung halaman setelah melalui perjalanan yang sangat panjang dan melelahkan, tidak ada satu rumah pun menampung mereka! Sang Juru Selamat, keturunan Raja Daud itu akhirnya terlahir di sebuah kandang hina dan terbaring di palungan dengan tubuh terbungkus kain lampin. Namun kelahiran Yesus menyatukan Yusuf dan Maria sebagai keluarga bahagia setelah mereka tahu siapa yang dilahirkan Maria dan kini berada di dalam keluarga mereka…

I’ll be Home for Christmas memang memberi banyak makna bagi kita. Betapa sangat berarti hidup berkeluarga yang memiliki Kristus di dalamnya. Melalui Firman Tuhan, perasaan kita dibimbing pada kerinduan untuk suatu saat “pulkam” ke rumah Bapa di Sion, kota Allah. Menjelang akhir kebaktian, nyanyian tersebut terus dikumandangkan, “Kujalan ke Sion, ke kota Sion dalam Surga, kita jalan ke Sion ke tempat kediaman Allah…

Kali ini tidak ada jejal berjejal untuk berebut memberi salam kepada keluarga Gembala dan para penatua sebab mereka semua berada di panggung melambaikan tangan sambil mengucapkan Natal.

Tak ketinggalan acara makan bersama disediakan bagi seluruh sidang jemaat sebagai penutup rangkaian acara Natal. Kiranya event ini juga mengingatkan kita pada acara puncak “kepulangan kampung” kita kelak itulah Perjamuan Kawin Anak Domba. (vs)