Yesaya

Pohon dan nabi memiliki andil setidaknya satu karakter penting – keduanya ditanam untuk masa depan. Namun penaburan benih sering kali diremehkan dan nabi diabaikan seperti terjadi pada Yesaya. Orang-orang pada zaman-nya seharusnya telah dapat diselamatkan oleh nubuatannya tetapi mereka menolak untuk percaya kepadanya. Abad demi abad berlalu dan kata-kata Yesaya terbukti nyata.

Yesaya aktif sebagai nabi pada masa peme-rintahan lima raja. Pada saat raja Uzia mati, Yesaya seharusnya dapat ditetapkan sebagai ahli tulis dalam istana kerajaan di Yerusalem – suatu karir yang dihormati – tetapi Allah mempunyai rencana lain untuk pelayanannya.

Pertemuannya dengan Allah memberikan dampak permanen pada karakter Yesaya. Dia merefleksikan Allah yang dia gambarkan. Beritanya berfokus pada satu Sosok sempurna dalam keadilan dan pengampunan yakni Allah sendiri. Saat Allah memang-gil Yesaya sebagai nabi, Ia tidak menjanjikan kesuksesan besar tetapi memberi-tahukannya bahwa orang-orang tidak akan mendengarkan dia. Bagaimanapun juga dia harus menyuarakan dan menuliskan pesan-Nya karena pada akhirnya beberapa orang akan mendengarkannya. Allah mengumpamakan manusia seperti pohon yang harus dipotong agar tunas baru tumbuh dari tunggul yang lama (Yes 6:13).

Kita sebagai bagian dari masa depan dapat melihat bahwa banyak janji Allah yang diberikan melalui Yesaya telah digenapi di dalam diri Yesus Kristus. Kita juga memiliki pengharapan bahwa Allah aktif dalam segala sejarah termasuk di era kita.

Kekuatan dan kecakapan Yesaya:

  • Dianggap sebagai nabi terbesar dalam Perjanjian Lama.
  • Disebut sedikitnya 50 kali dalam kitab Perjanjian Baru.
  • Memberitakan pesan sangat kuat tentang penghakiman dan pengharapan.
  • Melaksanakan tugas pelayanan dengan konsisten meskipun hanya sedikit pen-dengar yang merespons positif.
  • Pelayanannya menjangkau pemerintahan lima raja Yehuda.

Pelajaran dari kehidupan Yesaya:

  • Pertolongan Tuhan dibutuhkan untuk menenangkan rakyat yang sedang meng-hadapi dosa.
  • Dampak dari pengampunan adalah keinginan untuk memberikan pengampunan kepada orang lain.
  • Tuhan itu kudus, adil dan kasih-Nya sempurna.

Statistik demografi:

  • Tempat: Yerusalem
  • Jabatan: penulis, nabi
  • Keluarga: Ayah: Amos, Anak: Shear-jashub, Maher-Syalal-hash-bas
  • Sezaman dengan Uzia, Yotam, Ahas, Hizkia, Manase, Mikha.

Ayat-ayat kunci:

Yesaya 6:8