Pendalaman Alkitab "TABERNAKEL"

#32: Pelataran

 

12 OKTOBER 2012

Pdt. Paulus Budiono

 

Shalom,

Kita sudah melewati sesi tanya jawab pada hari Jumat yang lalu. Kitapun sudah membaca beberapa ayat dalam kitab Keluaran 27:9-19 mengenai pelataran atau yang dahulu disebut halaman tabernakel. Perubahan bahasa memang harus kita ikuti, apabila saudara berumur 60 atau 70 tahun ke atas, pasti teringat dahulu kita mempunyai bahasa tempoe doeloe, kata bukan ditulis boekan. Demikian juga penulisan di dalam Alkitab. Hamba-hamba Tuhan sedikit banyak menguasai peralihan bahasa dari halaman tabernakel menjadi pelataran, ruangan suci menjadi tempat kudus, ruangan mahasuci menjadi tempat mahakudus, tirai menjadi tabir dan lain sebagainya. Kita mau belajar dan maju. Demikian juga dalam mempelajari Tabernakel sampai malam ini untuk yang ke 32 kali, kita perlu merenungkan dan belajar dengan baik tentang pelataran atau halaman Tabernakel.

Sebelum melanjutkan, kita akan membaca bersama-sama,

Yohanes 1:14

“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”

Puji Tuhan! Semakin mantap. Kita hanya membaca 1 ayat, bayangkan jika ditambah dengan ayat yang lain, dibaca dengan nada yang kuat, pengertian yang benar, saya semakin diyakinkan karena dalam Mazmur 119:89 dikatakan bahwa firman Allah itu teguh di Sorga, kekal selama-lamanya. Semakin banyak ayat yang kita baca dan langsung diyakini, tidak pilih-pilih, akan membuat kita makin kuat. Firman itu kekal, tanpa batas, tetapi Tuhan mau menjadi manusia yang sangat terbatas tutur katanya, terbatas hanya 3,5 tahun dalam pelayanan, tetapi sudah ditulis oleh para rasul-Nya dikatakan menjadi firman yang kekal.

Beberapa waktu yang lalu, kita mengajar anak-anak STTIA semester VII mengenai bagaimana kita menyatu dengan Firman Allah dengan menampilkan satu tayangan sederhana, tayangan suami istri yang berpelukan dengan cinta. Istri digambarkan dalam wujud seorang wanita, suami terlihat seperti seorang laki-laki tetapi dalam bentuk tulisan Firman Allah. Artinya jika kita membaca Alkitab, kita seperti memeluk dan menyatu dengan Firman Allah itu. Tetapi jika merupakan suatu kewajiban, maka saat kita membaca, suatu waktu kita dapat merasa capek, kesal, tidak mengerti, kemudian membuangnya. Apakah ada seorang istri yang bukan tambah lama tambah mengenal, tetapi tambah lama tambah renggang dengan suaminya? Seharusnya disatukan untuk tambah lama tambah menjadi satu daging. Saya senang sekali dan terharu dengan tayangan itu. Kita mau belajar supaya saat membaca Firman Allah, kita merasa bersama dan berpelukan dengan firman itu sendiri. Firman itu menjadi milik kita dan kita menjadi milikNya.

Kita membaca tentang peraturan membangun pelataran,

Keluaran 27:9a

"Haruslah engkau membuat pelataran Kemah Suci;

Ini adalah perkataan Allah langsung kepada Musa di gunung Sinai selama 40 hari 40 malam. Salah satu suara Tuhan kepada Musa adalah buatlah pelataran untuk Miskhan, Kemah Suci.

Kita sudah belajar bahwa Kemah Suci sebenarnya adalah miskhan, tempat kediaman Allah. Tuhan berkata kepada Musa harus kau buat pelataran, atau halaman untuk Kemah Suci - Tabernakel, dalam bahasa Ibraninya, miskhan. Jadi merupakan suatu keharusan.

Apabila kita berbicara Tabernakel, tidak boleh hanya memikirkan miskhan saja. Kita sudah mempelajari bahwa miskhan dibuat dari 10 tenda dengan ukuran panjang tiap-tiap tenda 28 hasta dan lebar 4 hasta. Kemudian 10 tenda tersebut dibagi menjadi masing-masing 5 tenda. Oleh ahli tenun 5 tenda itu dirangkap atau dijahit menjadi 1 dan yang 5 tenda lagi juga dirangkap atau dijahit menjadi 1. Disatukan dengan kancing dan dikaitkan dengan kaitan emas. Kemudian dibuat papan-papan dengan ukuran tinggi dan lebarnya, berikut dengan kayu lintangnya, maka jadilah miskhan.

Kita sudah belajar juga bahwa di atas miskhan terdapat tenda dari bulu kambing, di atasnya lagi terdapat tudung dari kulit domba jantan yang diwarnai merah, dan yang teratas adalah tudung dari kulit lumba-lumba atau anjing laut.

Pada malam ini Tuhan menambahkan tentang pelataran. Jadi jika kita berbicara Tabernakel, harus berbicara pelataran juga. Karena Allah berkata bahwa Aku akan hadir dan memang nyata hadir waktu Musa telah membangun Tabernakel secara utuh. Kita membaca,

Keluaran 40:17-19

“Dan terjadilah dalam bulan yang pertama tahun yang kedua, pada tanggal satu bulan itu, maka didirikanlah Kemah Suci. Musa mendirikan Kemah Suci itu, dipasangnyalah alas-alasnya, ditaruhnya papan-papannya, dipasangnya kayu-kayu lintangnya dan didirikannya tiang-tiangnya. Dikembangkannyalah atap kemah yang menudungi Kemah Suci dan diletakkannyalah tudung kemah di atasnya--seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.”

Keluaran 40:33-35

“Didirikannyalah tiang-tiang pelataran sekeliling Kemah Suci dan mezbah itu, dan digantungkannyalah tirai pintu gerbang pelataran itu. Demikianlah diselesaikan Musa pekerjaan itu. Lalu awan itu menutupi Kemah Pertemuan, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci, sehingga Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan, sebab awan itu hinggap di atas kemah itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci.”

Puji Tuhan! Secara fisik Musa harus menyelesaikan semuanya karena Allah yang memerintahkan, Aku mau tinggal di tengah-tengah bangsa Israel, buatlah bagi-Ku tempat kudus. Yang kemudian disebut miskhan.

Dalam Keluaran pasal 25-40 kita menemukan bahwa Musa bersedia menerima peraturan itu kemudian Musa mendorong bangsa Israel untuk berkurban dan mulai bekerja bersama Aholiab, Bezaleel dan lain-lainnya, yang akhirnya Musa dapat menyelesaikannya dengan baik sekali. Seorang pemimpin memulai dengan ketaatan dan diakhiri dengan ketaatan. Semoga kita hamba-hamba Tuhan sejak semula mentaati panggilan Tuhan sampai akhir hidup kita, tidak ada yang tidak diselesaikan.

Rasul Paulus mengatakan kepada Timotius bahwa dia tidak bangga dengan apa yang sudah dia lakukan. Dia hanya mengatakan, aku sudah selesai. Dia tidak mengatakan aku sudah selesai membangun gereja yang paling gedhe, sudah mempunyai sidang jemaat yang paling besar di dunia, sudah berkeliling menjadi pendeta internasional yang dikenal oleh seluruh dunia, tidak! Dia berkata kepada Timotius bahwa dia sudah mengakhiri pertandingan. Bukan selesai karena sudah hebat khotbahnya, sudah menjadi doktor, profesor teologi, tidak! Itu boleh-boleh saja. Saya mendorong hal itu, kita juga mendirikan S1, S2, jika Tuhan izinkan S3, no problem, itu memang penting. Tetapi bukan itu yang dipertanyakan di hadapan Tuhan. Tuhan bertanya apa yang sudah kita kerjakan dan apakah semuanya sudah selesai?

Saya dan istri mau belajar lagi sebab kita masih banyak kekurangan. Waktu kita membaca Alkitab lagi ternyata ada yang tidak teringat atau terlewat padahal mempunyai makna yang dalam. Berarti kita belum sepenuhnya selesai membaca Alkitab. Itu sebabnya tidak ada alasan bahwa kita sudah membaca Alkitab cukup sekali dan selesai. Tidak. Karena Firman Allah ini hidup. Bukan karangan manusia semata-mata tetapi karangan manusia yang diilhami, dikendalikan, dan dibimbing oleh Roh Kudus, Roh Allah.

32-01

Rasul Paulus tidak ragu-ragu berkata kepada Timotius, seorang pengerja. Aku sudah menyelesaikan pertandingan dan sudah menang, aku sudah memelihara iman, maka aku tidak akan ragu untuk menerima mahkota kebenaran. Saya ingin kita semua suatu waktu dengan lega dan tidak malu berhadapan dengan Tuhan yang segera akan datang kembali, karena kita pada malam ini mau melakukan, meng-iya-kan, dan meng-amin-kan apa yang sedang kita pelajari tentang pelataran atau halaman Tabernakel ini.

Saya bersama team berdoa, bergumul mencari kemudian Tuhan memberikan iluminasi selanjutnya saya sharing-kan. Jadi, sekali lagi jangan saudara menganggap saya lebih dari saudara. Kita semua sama. Mungkin dalam penjabaran saya ada yang terlewatkan, yang tidak saya sadari, saudara dapat memberikan pertanyaan, saran, masukan, lewat SMS, atau kotak yang sudah disediakan. Sekarang mari kita membaca selanjutnya,

Keluaran 27: 9-11

"Haruslah engkau membuat pelataran Kemah Suci; untuk pelataran itu pada sebelah selatan harus dibuat layar dari lenan halus yang dipintal benangnya, seratus hasta panjangnya pada sisi yang satu itu. Tiang-tiangnya harus ada dua puluh, dan alas-alas tiang itu harus dua puluh, dari tembaga, tetapi kaitan-kaitan tiang itu dan penyambung-penyambungnya harus dari perak.

Demikian juga pada sebelah utara, pada panjangnya, harus ada layar yang seratus hasta panjangnya, tiang-tiangnya harus ada dua puluh dan alas-alas tiang itu harus dua puluh, dari tembaga, tetapi kaitan-kaitan tiang itu dan penyambung-penyambungnya harus dari perak”.

Jadi, dalam pembuatan pelataran Tabernakel, panjang sebelah Selatan dan panjang sebelah Utara sama panjangnya, menggunakan kain tirai seratus hasta. Kemudian dikatakan bahwa supaya kain itu dapat berdiri perlu ditopang oleh tiang-tiang, karena bila tidak ditopang akan terjatuh. Dari bacaan ayat-ayat di atas jumlah tiang-tiangnya, yaitu 20 tiang untuk sebelah Selatan, 20 tiang untuk sebelah Utara. Kemudian tiang-tiang itu ada alasnya, terbuat dari tembaga, alas tiang sebelah Selatan ada 20, alas tiang sebelah Utara 20.

Salah satu contoh tiang yang dapat saya perlihatkan, dibuat oleh saudara kita Pak Tjip dengan susah payah. Tiang ini dari kayu penaga dengan alasnya dari tembaga, dan ini ada kaitannya, ada penyambungnya dan ini kepalanya dari perak. Jadi, ada kayu, ada tembaga, ada perak menjadi suatu tiang.

Apakah model tiang itu persegi? Tidak disebutkan tetapi apa yang Allah katakan ada tiang. Ada yang mengatakan tiang itu bulat, ada yang mengatakan persegi, tidak apa-apa karena Alkitab tidak menyebutkan modelnya. Kita mempelajari Alkitab secara fisik dulu. Jika kita sudah mengerti dan tahu menghargai cara kerja dan fungsinya secara fisik nanti pada waktunya jika maju selangkah untuk menyelidiki lebih dalam menafsirkan secara rohani, tidak akan salah. Tetapi jika kita memulai secara fisik sudah salah pasti kemudian hari juga salah.

Salah satu contoh, yang kita harus mau menyelidiki. Di dalam Wahyu 6 disebutkan ada seorang menunggang kuda putih di tangannya ada busur, itu dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris tetapi dalam bahasa Indonesia anak panah. Kita memegang yang mana? Kita harus menyelidiki dengan sungguh sungguh dan teliti, sebab jika ada yang berpegang pada anak panah maka dia pasti akan mencari kamus konkordansi yang berbicara tentang anak panah, mencari semua anak panah yang ada dalam Alkitab, lalu dia uraikan sesuai dengan apa yang ditemukan.

Sementara saya mempunyai Alkitab bahasa Mandarin menyebutkan busur maka saya juga dapat terpancing untuk mencari konkordansi semua kata busur dari kitab Kejadian sampai Perjanjian Baru, kemudian saya uraikan tentang busur, padahal keduanya (busur dan anak panah) ini berbeda. Itu sebabnya jika kita mempertahankan kemauan kita, sedangkan yang lain mempertahankan kepunyaannya, bukan maunya Alkitab pastilah terjadi perpecahan, ketidak senangan, gontok-gontokan. Mengapa? Karena mempertahankan yang tidak tepat. Itu sebanya mengapa kita belajar kembali Tabernakel di dalam PA ini. Kami berusaha karena saudara mendukung dalam doa maka iluminasi pencerahan yang saya bersama team temukan tidak menjadikan kami sombong.

Dua belas rasul Pejanjian Baru, mereka memiliki tiga ribu jemaat yang tekun setiap hari oleh pengajaran rasul-rasul. Tidak ada perpecahan, tidak ada pengkultusan, mengapa? Sebab dua belas rasul seia sekata menyampaikan pengajaran Tuhannya, gurunya, Kristus yang sama. Mungkin gayanya lain, mungkin pemakaian karunianya berbeda. Saya yakini karena Petrus disuruh menjadi gembala maka dia menyampaikan firman Kristus arahnya pengembalaan tetapi yang lain mendapat karunia rasul maka penyampaiannya merupakan Firman Allah yang mempunyai arah tujuan mendobrak, membuka ladang baru, dan sebagaimya. Tetapi apakah Petrus berbeda dengan rasul Yohanes? Tidak! Mereka sama. Ini digembala oleh Yesus, itu diutus oleh Yesus. Arahnya satu tubuh. Itu sebabnya apa yang disebutkan Alkitab itu yang akan kita pelajari hari-hari ini.

Kita kembali pada tiang, perhatikan penyambung-penyambung dan kepalanya disalut. Mungkin saudara tidak menemukan dalam Keluaran 27, itu sebabnya kita perlu membaca semuanya. Coba kita baca

 

Keluaran 38: 17, 19

Alas-alas untuk tiang-tiang itu adalah dari tembaga, tetapi kaitan-kaitan tiang itu dan penyambung-penyambungnya dari perak, juga salut kepalanya dari perak. Dihubungkanlah dengan penyambung-penyambung dari perak segala tiang-tiang pelataran itu. Keempat tiangnya dan keempat alas tiang itu dari tembaga; tetapi kaitan-kaitannya dari perak, dan juga salut kepalanya, serta penyambung-penyambungnya dari perak”.

Jadi, di sinilah ayat yang meneguhkan ayat lain tetapi harus ada kontekstual yang tepat. Kata penyambung-penyambung di ayat yang lain ada tetapi tidak ada kaitan dengan Tabernakel, karena itu hati-hati jangan sampai kita para penyampai Firman Allah senang untuk mencari konkordansi, senang mencari ayat yang sama kemudian dipaksakan, akhirnya uraiannya dapat keluar dari maunya Tuhan tetapi kembali kepada maunya saya. Jadi, akhirnya kita merasa saya mendapat ungkapan yang hebat. Kita baca kembali Keluaran 27 supaya kita melihat ada perbedaannya.

Keluaran 27: 12

Dan pada lebar pelataran itu pada sebelah barat harus ada layar yang lima puluh hasta, dengan sepuluh tiangnya dan sepuluh alas tiang itu”.

Pada sebelah Barat ada layar lima puluh hasta dan ada 10 tiang dan 10 alas tiangnya. Jadi, kain pelataran itu yang di sebelah Barat lima puluh hasta, sebelah Selatan seratus hasta, sebelah Utara seratus hasta. Perhatikan kain-kain ini tidak menyambung karena Tuhan katakan buatlah bagiku kain tirai pelataran sebelah Selatan seratus hasta, yang Utara seratus hasta. Berarti ada dua tirai yang masing-masing ukurannya seratus hasta. Yang sebelah Barat lima puluh hasta. Sekarang kita baca

Keluaran 27: 13

Lebar pelataran itu, yaitu bagian muka pada sebelah timur harus lima puluh hasta,

Jadi, Timur itu bagian - sebelah muka. Ukurannya lima puluh hasta. Ini bicara soal ukurannya, bukan bicara kainnya. Tadi yang di sebelah Barat :

Keluaran 27: 12

Dan pada lebar pelataran itu pada sebelah barat harus ada layar yang lima puluh hasta…………

Perhatikan : pada sebelah Barat harus ada layar yang berukuran lima puluh hasta. Tetapi untuk sebelah Timur ukurannya dulu. Coba dibaca,

Keluaran 27 : 13 – 16

Lebar pelataran itu, yaitu bagian muka pada sebelah timur harus lima puluh hasta yakni lima belas hasta layar untuk sisi yang satu di samping pintu gerbang itu, dengan tiga tiangnya dan tiga alas tiang itu; dan juga untuk sisi yang kedua di samping pintu gerbang itu lima belas hasta layar, dengan tiga tiangnya dan tiga alas tiang itu; tetapi untuk pintu gerbang pelataran itu tirai dua puluh hasta dari kain ungu tua dan kain ungu muda, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya – tenunan yang berwarna-warna – dengan empat tiangnya dan empat alas tiang itu.

32-02

Jadi, ada lima belas hasta layar dengan tiga tiang dan tiga alas tembaga untuk sisi yang satu di samping pintu gerbang dan ada lima belas hasta layar beserta tiga tiang dan tiga alas tembaga untuk sisi yang ke dua di samping pintu gerbang.

Sedangkan untuk pintu gerbang pelataran ada tirai berukuran dua puluh hasta dari kain ungu tua, biru, kirmizi dan lenan halus dengan empat tiang dan empat alas tiangnya.

32-03

Saya ulangi bahwa antara sebelah Barat dan sebelah Timur memang lebarnya sama yaitu lima puluh hasta, tetapi ada perbedaannya. Sebelah Barat kain tirainya berukuran lima puluh hasta dengan warna putih seluruhnya. Tetapi sebelah Timur, ada pintu gerbang, pada bagian sisi yang satu sebelah pintu gerbang kain tirainya berukuran lima belas hasta berwarna putih dan sisi sebelah yang lain dari pintu gerbang kain tirainya juga lima belas hasta berwarna putih, sedangkan yang di tengah berukuran dua puluh hasta. Pada bagian tengah berwarna-warni yaitu ungu tua, biru, merah, putih. Secara global pada bagian Selatan memiliki ukuran seratus hasta, bagian Barat lima puluh hasta, bagian Utara seratus hasta, dan bagian Timur juga lima puluh. Itu yang disebutkan oleh Alkitab.

32-04

Mungkin dengan tayangan dapat memperjelas keterangan saya dan saudara dapat lihatnya.  

Sebelum saya melanjutkan, saya ingin meluruskan dahulu mengapa gambar kita sekarang di sudut-sudutnya ada dua tiang yang merapat, juga pada tiang untuk tirai di sisi-sisi sebelah pintu gerbang sebelah sini dan sana terdapat dua tiang yang merapat. Apa alasannya?

Yang di tengah adalah miskhan, tetapi saat ini tabernakelnya kami copot. Tolong dibacakan Alkitab mengenai kain tirai yang di sebelah pintu gerbang :

Keluaran 27:13

Lebar pelataran itu, yaitu bagian muka pada sebelah timur harus lima puluh hasta yakni lima belas hasta layar untuk sisi yang satu di samping pintu gerbang itu, dengan tiga tiangnya dan tiga alas tiang itu;

Pak Tjip sudah membuat perbandingan bahwa tirai ini ukurannya lima belas hasta dengan tiga tiangnya. Perhatikan, secara logika kain lima belas hasta itu supaya dapat berdiri dengan kuat dan kokoh maka harus dipasang tiga tiang dan alas tiangnya. Ini penting sekali supaya saudara disadarkan, kita semua diyakinkan beginilah pemasangan tabernakel itu.

Coba baca lagi :

Keluaran 27: 16

“... tetapi untuk pintu gerbang pelataran itu tirai dua puluh hasta dari kain ungu tua dan kain ungu muda, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya – tenunan yang berwarna-warna – dengan empat tiangnya dan empat alas tiang itu.

Pada pintu gerbang, ukuran kainnya tirai dua puluh hasta dengan 4 tiangnya. Sekarang secara matematika berapa ukurannya? Dua puluh hasta dengan 4 tiangnya, jika ada yang mengatakan jarak antara tiang itu lima hasta, berarti di sini lima, lima, lima, hanya ada lima belas hasta padahal dikatakan kain tirai ukurannya dua puluh hasta, jadi mengapa saudara katakan ini lima hasta? Siapa yang berkata lima hasta? Jarak ini lebih dari lima hasta karena dua puluh hasta dengan empat tiang, kemudian ada kaitan perak dan ada penyambungnya. Masing-masing disambung dengan penyambung perak bukan tembaga. Jadi inilah sebabnya mengapa ada dua tiang yang berhimpitan.

Sekarang mari kita lanjutkan dengan gambar-gambar yang kita temukan. Kalau jarak antara tiang dengan tiang adalah lima hasta maka pada pintu gerbang mau tidak mau memiliki lima tiang, namun Alkitab mengatakan pintu gerbang memiliki empat tiang. Hal tersebut tidak boleh diubah dengan alasan apapun juga. Kita seringkali terjebak dengan alasan bahwa tiang-tiang tersebut harus kelihatan bagus, rapi, dan simetris, padahal itu adalah perhitungan secara teknik sipil.

Mari kita perhatikan gambar yang di sebelah kanan, kain tirai pada gambar tersebut terdiri dari dua tiang yang berjarak lima hasta, lalu dua tiang lagi yang berjarak lima hasta dan dua tiang lagi yang berjarak lima hasta. Jadi untuk kain tirai dengan panjang lima belas hasta diperlukan empat tiang namun Alkitab mengatakan hanya diperlukan tiga tiang saja. Jadi ini salah, walaupun kita tidak fanatik namun setidaknya gambar harus jelas. Tadi saya katakan bahwa kalau tirai ini dua puluh hasta dengan empat tiang maka ada dua tiang diujung-ujung dan dua tiang diantaranya tetapi jika kita ingin jaraknya lima hasta antara tiap tiang maka akan menjadi lima tiang untuk pintu gerbang.

32-05

 

32-06

 

Banyak pengajaran dari luar negeri yang tidak mempedulikan Firman Allah yang berbicara dua puluh hasta pada pintu gerbang dengan empat tiang. Ini gambar sebelah Timur dan sebelah Barat, andaikata antara tiang ke tiang jaraknya lima hasta sementara sebelah Timur atau Barat lima puluh hasta lebarnya, maka ada sebelas tiang sedangkan Alkitab mengatakan hanya ada sepuluh tiang, jadi jangan ditambah jangan dikurangi. Demikian juga asumsi pada bagian Utara dan Selatan, andaikata jarak antara tiang itu lima hasta maka untuk panjang seratus hasta diperlukan dua puluh satu tiang padahal Alkitab mengatakan dua puluh tiang.

Kita harus kembali pada apa yang tertulis di dalam Alkitab, namun jika kita meragukan Alkitab ini sebagai Firman Allah maka kita akan menterjemahkannya menurut perhitungan teknik sipil (otak, kemampuan kita sendiri = duniawi). Tidak salah apabila dihitung semua persis seratus hasta bagian Utara, lima puluh hasta bagian Barat, seratus hasta bagian Selatan, dan lima puluh hasta bagian Timur tetapi jumlah tiangnya akan salah jika menggunakan perhitungan jarak antara tiang ke tiang itu lima hasta. Kelihatannya bagus karena seratus hasta dibagi dua puluh tiang menjadi lima hasta, tetapi ternyata jika dua puluh tiang dipasang bukan seratus hasta tetapi hanya sembilan puluh lima hasta. Demikian juga yang sebelah Barat, jikalau lebar lima puluh hasta dibagi sepuluh tiang menjadi lima hasta maka totalnya hanya empat puluh lima hasta. Jika ingin lima puluh hasta maka harus ditambah satu tiang lagi menjadi sebelas tiang.

32-07

Saya akan tunjukkan kepada saudara gambar yang lama, kami sudah melakukan perhitungan tiang pada gambar tersebut (cara perhitungan tiangnya satu persatu) sehingga di dapatkan jumlah tiang yang ada pada gambar tersebut totalnya hanya lima puluh enam tiang, jadi kurang empat tiang. Sedangkan Tuhan katakan sebelah Selatan dua puluh tiang, sebelah Barat sepuluh tiang, sebelah Utara dua puluh tiang, sebelah Timur sepuluh tiang jadi totalnya enam puluh tiang. Saya tidak menyalahkan guru kami karena gambar itu juga bukan dari guru kami sendiri tapi dari Amerika. Kita tidak boleh menghina mereka karena Tuhan telah memakai mereka luar biasa. Tetapi untuk menghadapi jaman sekarang di mana orang-orang semakin kritis maka kita juga harus kritis terhadap Firman Allah, jadi harus tepat.

32-08

Sekarang saya tunjukkan secara animasi supaya saudara dapat melihat dengan sederhana menggunakan gambar yang bergerak. Sebelah Selatan dua puluh tiang dengan seratus hasta panjang kain tirainya, kemudian sebelah Utara juga sama, lalu sebelah Barat sepuluh tiang dan sebelah Timur dengan pintu gerbang – tiang yang agak besar – dan tiga tiang yang kecil untuk kain tirai. Pada gambar animasi ini ditunjukkan tiap bagian secara terpisah di mana pada bagian Utara dan Selatan jumlah tiangnya masing-masing dua puluh sedangkan pada sebelah barat dan timur jumlah tiangnya masing-masing adalah sepuluh. Sekarang akan kita coba untuk merapatkan tiap bagian tersebut. Maka dari gambar tersebut akan terlihat bahwa tiang-tiang yang terdapat di tiap sudut pasti akan saling berhimpitan. Tuhan tidak pernah katakan tiang-tiang tersebut tidak boleh saling berhimpitan. Tuhan hanya mengatakan sebelah Selatan dua puluh tiang, dibuat dengan ada kain tirai yang panjangnya seratus hasta, itu saja! Dan kemudian di dalamnya ada alat-alat yang sudah kita pelajari pada waktu yang lalu.

Jadi, selain kita tidak boleh mempersalahkan apa yang sudah kita ketahui bahwa tidak begitu tepat tetapi kita juga harus berani menerima konsekuensinya yaitu untuk menerima kritikan bahkan disebut penyesat. Ini penting sekali supaya kita menyadarinya dengan sungguh-sungguh. Kita yakin pada apa kata Alkitab, tidak perlu berbantah dengan orang lain jika ada orang lain yang mengejek, mencela, dan sebagainya. Yang penting adalah apa kata Alkitab.

Kemudian saudara perhatikan, kita sekarang sudah mulai melihat suatu kebenaran. Ada juga yang mengatakan bahwa tiangnya terbuat dari tembaga. Kita perlu menyelidiki sebab pada terjemahan bahasa Indonesia membuat kita mengasumsikan tiang itu terbuat dari tembaga dan alasnya tembaga.

Keluaran 38 : 19

“Keempat tiangnya dan keempat alas tiang itu dari tembaga; tetapi kaitan-kaitannya dari perak, dan juga salut kepalanya, serta penyambung-penyambungnya dari perak.”

Dari pembacaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tiang dan alasnya dari tembaga. Namun dalam bahasa aslinya bukan begitu, itu sebabnya dalam terjemahan bahasa Inggris (KJV dan NIV) dan juga bahasa Mandarin tidak disebutkan tiang terbuat dari tembaga. Dalam bahasa Mandarin dikatakan bahwa tiang itu terbuat dari kayu penaga tetapi alasnya tembaga. Ini suatu kebenaran dari bahasa aslinya walaupun dibacakan dalam bahasa Inggris atau Mandarin tetapi bagi mereka yang mengerti bahasa Ibrani akan sangat jelas. Jadi Alkitab tidak mungkin salah. Juga tidak pernah disebutkan dalam Alkitab bahwa tembaga yang dikumpulkan akan dibuat untuk tiang tetapi disebutkan dipergunakan untuk pembuatan alas dan lain-lain.

32-09

Keluaran 38: 29-31

Tembaga dari persembahan unjukan itu ada tujuh puluh talenta dan dua ribu empat ratus syikal. Dari padanya dibuatnyalah alas-alas pintu Kemah Pertemuan, dan mezbah tembaga dengan kisi-kisi tembaganya, segala perkakas mezbah itu, alas-alas pelataran sekelilingnya, alas-alas pintu gerbang pelataran itu, segala patok Kemah Suci dan segala patok pelataran sekelilingnya.

Ini firman Allah. Jadi tembaga yang dikurbankan, yang dipersembahkan, dalam perhitungan secara logika, benar-benar tidak cukup untuk membuat tiang dari tembaga. Untuk penyalut-pun tidak dapat. Kembali kepada persoalan apakah kita yakin firman Allah. Perihal ini tidak dapat dipaksakan. Tetapi kami yakin, dalam bahasa Mandarin dan bahasa Ibrani menuliskan dengan sangat jelas untuk kita sekalian.

Kita sampai pada puncaknya pada malam hari ini, apa kaitannya dengan rohani? Sudah kita baca bahwa kaitannya, penyambungnya dan kepalanya dari perak. Apa arti perak? Bagaimana mendapatkannya? Berapa banyak yang dapat dikumpulkan?

Keluaran 38: 25-28

Perak persembahan mereka yang didaftarkan dari antara jemaah itu ada seratus talenta dan seribu tujuh ratus tujuh puluh lima syikal, ditimbang menurut syikal kudus: sebeka seorang, yaitu setengah syikal, ditimbang menurut syikal kudus, untuk setiap orang yang termasuk orang-orang yang terdaftar, yang berumur dua puluh tahun ke atas, sejumlah enam ratus tiga ribu lima ratus lima puluh orang.

Seratus talenta perak dipakai untuk menuang alas-alas tempat kudus dan alas-alas tiang tabir itu, seratus alas sesuai dengan seratus talenta itu, jadi satu talenta untuk satu alas. Dari yang seribu tujuh ratus tujuh puluh lima syikal itu dibuatnyalah kaitan-kaitan untuk tiang-tiang itu, disalutnyalah kepala tiang itu dan dihubungkannya tiang-tiang itu dengan penyambung-penyambung”

Di sini kunci pengetahuan tentang perak. Dari pelataran. Tadi sudah diperagakan bahwa tiang dengan tiang dihubungkan dengan perak. Tiang dengan tiang ada kaitan perak. Setiap kepala tiang disalut perak. Sejumlah 60 tiang masing-masing dihubungkan dengan perak sejumlah 1775 syikal. Diperoleh dari orang Israel yang berusia 20 tahun ke atas. Tentunya waktu itu laki-laki yang dianggap dapat berperang. Dari satu orang diminta hanya 0.5 syikal. Tapi dari sedikit demi sedikit jika disatukan, dibuat kaitan, dibuat penyambung, dibuat salut kepala, maka perak itu cukup untuk menghubungkan 60 tiang pagar.

Apa arti perak? Saya tidak boleh mengatakan ini menurut tafsiran saya, melainkan menurut apa yang dikatakan dalam Alkitab.

Keluaran 30: 11-15

TUHAN berfirman kepada Musa: ‘Apabila engkau menghitung jumlah orang Israel pada waktu mereka didaftarkan, maka haruslah mereka masing-masing mempersembahkan kepada TUHAN uang pendamaian karena nyawanya, pada waktu orang mendaftarkan mereka, supaya jangan ada tulah di antara mereka pada waktu pendaftarannya itu’. Inilah yang harus dipersembahkan tiap-tiap orang yang akan termasuk orang-orang yang terdaftar itu: setengah syikal, ditimbang menurut syikal kudus--syikal ini dua puluh gera beratnya--;setengah syikal itulah persembahan khusus kepada TUHAN.

Setiap orang yang akan termasuk orang-orang yang terdaftar itu, yang berumur dua puluh tahun ke atas, haruslah mempersembahkan persembahan khusus itu kepada TUHAN. Orang kaya janganlah mempersembahkan lebih dan orang miskin janganlah mempersembahkan kurang dari setengah syikal itu pada waktu dipersembahkan persembahan khusus itu kepada TUHAN untuk mengadakan pendamaian bagi nyawa kamu sekalian.

Ini soal nyawa, Tuhan menjamin untuk tidak kena tulah, juga ini bukan sukarela tetapi wajib untuk pendamaian. Orang kaya tidak boleh menjadi sok kaya dengan memberi untuk orang lain sebaliknya orang miskin tidak boleh meminta tolong orang lain untuk memberi syikal. Karena hal ini khusus. Soal nyawa tidak boleh ada pertolongan dari orang lain. Untuk menyelamatkan nyawa Tuhan menuntut 0.5 syikal perak. Dalam kitab Matius Tuhan mengatakan: nyawa seseorang melebihi seisi dunia. Jadi pembuatan Tabernakel, khususnya perak, kaitannya dengan nyawa. Kalau kita berbicara Tabernakel – ibadah - itu adalah persoalan nyawa. Itu sebabnya masuk gereja adalah persoalan nyawa, kita akan tetap hidup atau tidak. Jangan kita masuk gereja, tetapi saat pulang tetap mati rohani. Hal ini sama dengan tidak menghargai perak pendamaian itu. Inilah firman Allah.

Kitab Mazmur 49 mengatakan: ‘Orang yang mempunyai uang tidak dapat menggunakan uangnya yang hebat dan banyak untuk menolong saudaranya supaya lepas dari kematian’. Karena harga ketebusan itu terlalu mahal. Jadi berarti ibadah itu terlalu mahal.

Karena dalam ibadah kita bertemu dengan Yesus yang telah berkurban untuk kita dengan darah-Nya yang tidak ternilai. Tetapi sering kali kita lupa, bermain-main dalam ibadah sehingga kena tulah. Ada gereja yang menghitung jemaatnya setiap kali penyelenggaraan ibadah. Tetapi dahulu Tuhan memang sudah menghitung. Berapa? 603.550 prajurit, tentara yang dapat berperang.

Membangun Tabernakel berarti nyawa mereka ada di situ. Kalau nyawa mereka ada di situ mereka akan sangat sayang pada Tabernakel. Mengapa kita sering kali tidak sayang pada gereja kita? Lampu mati dibiarkan. Berbulan-bulan bocor. Karena kita tidak tahu bahwa nyawa kita tergantung pada kemurahan Tuhan di sana. Jika secara fisik saja kita tidak menghargai, mana mungkin secara rohani kita menghargai. Kalau istri sakit saya biarkan saja, saya tidak peduli maka rohanipun saya tidak akan pedulikan. Hal ini sebenarnya karena saya tidak menghargai nyawa saya. Saya tidak menghargai tubuh saya.

Keluaran 30: 16

Dan haruslah engkau memungut uang pendamaian itu dari orang Israel dan menggunakannya untuk ibadah dalam Kemah Pertemuan; supaya itu menjadi peringatan di hadapan TUHAN untuk mengingat kepada orang Israel dan untuk mengadakan pendamaian bagi nyawa kamu sekalian."

Ini bukan hal sembarangan, sekalipun 603.550 tidak mungkin sekaligus masuk dalam Tabernakel yang kecil itu, tapi nyawa mereka tergantung di dalamnya. Di mulai dari halaman, yaitu penyatuan tiang dengan tiang dihubungkan dengan perak. Ketebusan. Nyawa saya juga nyawa istri saya dan nyawa kita semua. Kalau kita mengerti hal ini kita akan dapat bersatu. Nyawa! Sekalipun hanya 0.5 syikal tetapi terkait dengan nyawa. Oleh karena itu ketika saya membaca ini saya tertempelak.

32-10

Dari Tabernakel, dari pelataran, dari mazbah kurban bakaran, dari bejana pembasuhan, dari Aku - Yesus sebagai Juru Selamat, sampai lahir baru dalam baptisan air secara rohani, kita sering kali mempermainkan kesempatan ini.

Kita meminta ampun pada Tuhan – pun main-main. Kita dibaptis main-main. Ini semua terkait dengan nyawa, dan itu nyawa kesatuan. Kapan kesatuan terjadi? Kapan 100 talenta perak dijadikan alas papan-papan? Dimulai masuk pintu gerbang, sudah tampak perak-perak penyambung, kaitannya dan kepala-kepala tiangnya. Saya coba memeriksa arti kepala dalam kamus bahasa Ibrani. Kepala itu permulaan. Permulaan kesatuan adalah ketika kita masuk gereja, saya dan istri satu. Begitu caranya.

Begitu kita masuk gereja, kita berdoa: Tuhan, saya dan jemaat, nyawa kita adalah Engkau yang punya. Tetapi jika kita masuk gereja dengan main-main, pendeta tidak dapat berbuat apa-apa. Tetapi Tuhan tahu, dan Tuhan menghitung.

Sedikit saya tambahkan, setelah 40 tahun dalam pengembaraan, bangsa Israel kembali dihitung. 600.000 orang lebih tidak ada satupun yang masuk Kanaan. Semuanya hilang.

Mengapa?

Karena mereka tidak menghargai kurban, nyawa itu! Oleh karena itu pada malam ini sengaja tanpa ada penafsiran rohani, karena Alkitab sudah jelas mengatakan betapa pentingnya nyawa itu. Dalam setiap selesai kebaktian jangan lupa, nyawa rohani saya tambah maju atau tambah mundur. Itu bukan karena khotbah pendeta, namun tergantung pada orang itu. Saya menyampaikan firman yang sebenar-benarnya walaupun sebagai manusia tidak sempurna dan saya bertanggungjawab atas hal ini. Tetapi jika ada satu jiwa yang bermain-main, tidak menghargai kurban Kristus, Tuhan yang tahu, Tuhan akan membuat dia banyak masalah. Kalau tidak mau ada masalah, hargai ibadah.

Dimulai dari pertama masuk, hargai kurban Kristus. Hidup kita akan dibaharui, kemudian kita dituntun masuk dalam kesatuan yang lebih erat antara papan-papan yang berdiri tegak teguh. Di atas masing-masing papan ada dua talenta perak ketebusan. Bukan perorangan, tapi 6000, saya pernah menjelaskan pada waktu yang lalu.

Saya hanya mengingatkan saja, supaya setelah ibadah ini kita diubah dan akan semakin diubah oleh firman Allah - firman kebenaran, bukan oleh pendeta Paulus Budiono.

Saya menganjurkan mulai membaca kitab Keluaran pasal 28, 29 sebagai satu paket. Apakah kita nanti akan pelajari atau akan loncat pada pasal 30, saya belum tahu. Kepada jemaat saya menghimbau untuk suka membaca Alkitab. Tuhan memberkati kita semua.

Amin.