Pendalaman Alkitab Kitab KEJADIAN

Jumat, 29 Juli 2016

Pdt. Paulus Budiono

 

Shalom,

Saya terarik dengan lagu, “Engkau ada bersamaku di setiap musim hidupku”, Jika seorang manusia menyertai kita pasti ada suatu saat ia tidak dapat bersama kita, tetapi Tuhan lain, Dia sungguh-sungguh menyertai kita. Di manapun daya berada Dia selalu bersama saya, tetapi seringkali kita hanya mau Tuhan di gereja, setelahibadah selesai, Tuhan ditinggalkan. Mari kita belajar dan introspeksi, benarkah Dia ada disamping saya? Jika saya tidak mengerti hal ini lebih baik saya tidak menyanyikan lagu itu karena saya membohongi diri sendiri, yang menciptakan lagu ini yakin bahwa Tuhan selalu besertanya di manapun dan kapanpun.

Benarkah Tuhan menyertai Yakub? Zaman Yakub tidak ada gereja, bait Allah pun tidak ada, baru dibangun pada zaman Salomo. Lalu Allah ada di mana? Jika kita membaca Alkitab dan Tuhan benar-benar beserta kita buktikan supaya orang dunia melihat ada ‘Pribadi’ yang kita puja-puji bersama dengan kita di rumah, kantor, dalam pergaulan dan semuanya. Kita membaca :

Ibrani 11 : 21 -22 Karena iman maka Yakub, ketika hampir waktunya akan mati, memberkati kedua anak Yusuf, lalu menyembah sambil bersandar pada kepala tongkatnya. Karena iman maka Yusuf menjelang matinya memberitakan tentang keluarnya orang-orang Israel dan memberi pesan tentang tulang-belulangnya.

Saya mengajak untuk kita merenungkan langkah-langkah Yakub, mulai dari melarikan diri menghindari ancaman kakaknya – Esau, sampai kembali ke tanah Kanaan, juga saat di Bethel. Kita melihat lebih jauh iman Yakub ketika waktunya hampir tiba, akan mati memberkati kedua anak Yusuf.Mengapa kedua anak Yusuf yang diberkati? Di mana 12 anaknya? Apakah tidak diberkati? Apakah ia sudah pikun karena umurnya hampir 147 tahun dan matanya sudah rabun? Kita akan melihat perkataan-perkataan terakhir Yakub, sehinggamembuat kita semakin berhati-hati, jika iman kita bertambah berarti berkat yang kita ucapkan lebih berbobot, bukan iman yang seenaknya saja.

Kejadian 48 : 1 – 2, 8 – 10, 15 – 16, 20 - 21 Sesudah itu ada orang mengatakan kepada Yusuf: "Ayahmu sakit!" Lalu dibawanyalah kedua anaknya, Manasye dan Efraim. Ketika diberitahukan kepada Yakub: "Telah datang anakmu Yusuf kepadamu," maka Israel mengumpulkan segenap kekuatannya dan duduklah ia di tempat tidurnya....... Ketika Israel melihat anak-anak Yusuf itu, bertanyalah ia: "Siapakah ini?"  Jawab Yusuf kepada ayahnya: "Inilah anak-anakku yang telah diberikan Allah kepadaku di sini." Maka kata Yakub: "Dekatkanlah mereka kepadaku, supaya kuberkati mereka." Adapun mata Israel telah kabur karena tuanya, jadi ia tidak dapat lagi melihat. Kemudian Yusuf mendekatkan mereka kepada ayahnya: dan mereka dicium serta didekap oleh ayahnya.......  Sesudah itu diberkatinyalah Yusuf, katanya: "Nenekku dan ayahku, Abraham dan Ishak, telah hidup di hadapan Allah; Allah itu, sebagai Allah yang telah menjadi gembalaku selama hidupku sampai sekarang,  dan sebagai Malaikat yang telah melepaskan aku dari segala bahaya, Dialah kiranya yang memberkati orang-orang muda ini, sehingga namaku serta nama nenek dan bapaku, Abraham dan Ishak, termasyhur oleh karena mereka dan sehingga mereka bertambah-tambah menjadi jumlah yang besar di bumi." ....... Lalu diberkatinyalah mereka pada waktu itu, katanya: "Dengan menyebutkan namamulah orang Israel akan memberkati, demikian: Allah kiranya membuat engkau seperti Efraim dan seperti Manasye." Demikianlah didahulukannya Efraim dari pada Manasye. Kemudian berkatalah Israel kepada Yusuf: "Tidak lama lagi aku akan mati, tetapi Allah akan menyertai kamu dan membawa kamu kembali ke negeri nenek moyangmu.

Dalam Ibrani : “Karena iman maka Yakub ketika hampir waktuya akan mati memberkati kedua anak Yusuf”,jika diperhatikan dalam pasal 48 kita menemukan nama Israel disebutkan berulang-ulang. Mengapa Israel? Masih ingatkah Saudara bahwa nama Yakub diganti Israel? Sesungguhnya ini tidak mudah bagi Yakub karenadari lahir sudah bernama Yakub, sudah pandai  mencari kesempatan dalam kesempitan, merampas hak orang lain, mengakali orang lain, itulah Yakub. Manusia kita juga demikian, saat belum bertemu Tuhan tabiat lama masih terbawa, bahkan tanpa sadar ada kebanggaan-kebanggaan di dalamnya. Kata Rasul Paulus : dalam diri manusia tidak ada satupun yang baik. Itulah Yakub.

 Saat Yakub sangat ketakutan hendak bertemu kakaknya, Esau, ia bertemu malaikat semalaman dan memegangnya kuat-kuat sekalipun pangkal pahanya kesakitan, dia tetap berkata : “Jika tuan tidak mau memberkatiku, aku tidak akan melepaskanmu”. Kita dapat melihat kegigihan Yakub semenjak muda jika menginginkan sesuatu tidak akan dilepaskan. Sebenarnya itu salah satu ciri yangbagus untuk kita dalam mengejar sesuatu yang berguna. Lain dengan kakaknya yang hanya senang sesaat saja, makan kacang merah. Yakub mengejar yang belum kelihatan, hak sulung dia pegang walau tidak terlihat sementara Esau memegang yang kelihatan, makanan sesaat untuk perut. Kita manusia banyak kesalahan, mari kita belajar mengejar yang baik, yang berguna, yang sifatnya langgeng dan kekal. Akhirnya malaikat itu memberkati Yakub.

Berkat apa yang diterima Yakub? Pincang dan namanya diganti Israel. Saya masih ingat ketika diharuskan merubah dari nama Mandarin menjadi nama Indonesia, awalnya saya sering lupa tetapi lama kelamaan jadi terbiasa. Yakub rupanya tidak terlalu memikirkan apa itu nama? Yang terpenting adalah meminta berkat, tidak dibunuh oleh kakaknya dan dapat menyelamatkan istri dan anak-anaknya. Pada Kejadian 32, malaikat berkata : “namamu bukan Yakub tetapi Israel”, sampai pasal 34 cukup panjang perjalanannya dan Yakub tidak pernah menggunakan nama Israel. Tetapi sejak dia bertemu Tuhan lagi di Bethel, Tuhanlah yang mengatakan “mulai hari ini namamu tidak boleh lagi Yakub, tetapi Israel.” Jadi seolah-olah ada suatu pemaksaan supaya Yakub memiliki nama baru sesuai dengan karakter yang baru. Sejak saat itu namanya menjadi Israel dan Musa menggunakan nama Israel dalam tulisannya.

Dalam Ibrani menuliskan Yakub memberkati kedua anak Yusuf, sesungguhnya kita sudah baca Israel memberkati dua cucunya, anak Yusuf.Israel juga memberikan kata-kata nubuatan kepada 12 anaknya yang mengandung berkat dan hajaran. Saya mencoba menghitung : ia kembali dalam usia 97 tahun dari Haran sampai meninggal, kurang lebih 50 tahun setelah dia dirubah namanya, dia mengalami suatu pergaulan dengan Tuhan.

Kejadian 48: 15  Sesudah itu diberkatinyalah Yusuf, katanya: "Nenekku dan ayahku, Abraham dan Ishak, telah hidup di hadapan Allah; Allah itu, sebagai Allah yang telah menjadi gembalaku selama hidupku sampai sekarang,

            Seorang gembala tidak pernah meninggalkan dombanya. Berarti domba yang bernama Yakub, yang sudah diganti bernama Israel juga tidak pernah meninggalkan Tuhan. Dia berani mengatakan bahwa : Dialah Allah yang telah menjadi gembalaku, menggembalakan aku seumur hidupku sampai sekarang ini. Jadi penyertaan Allah dalam Israel, el itu Allah, Israel artinya orang yang menang menjadi pangeran Allah. Israel merasakan itu sehingga dia tidak tahan untuk tidak memberkati orang lain. Kita mau belajar bahwa Tuhan menyelamatkan saya dan saudara supaya di manapun kita berada dapat bertutur kata berkat.

Kejadian 48: 15 Sesudah itu diberkatinyalah Yusuf, katanya: "Nenekku dan ayahku, Abraham dan Ishak, telah hidup di hadapan Allah;

            Berarti Abraham dan Ishak telah hidup di hadapan Allah, seumur hidupnya. Apakah sayaberhadapan dengan Allah waktu kebaktian saja? Setelah kebaktian, “Sayonara Tuhan, Engkau tinggal di gereja ini, tolong dijaga jangan sampai pencuri masuk. Saya pulang ke rumah Darmo Hill, saya tidak mau Tuhan ikut ke sana”. Saya mengatakan ini bukan berarti saya lebih dari saudara. Saya sedang belajar, ini kesaksian hidup. Alangkah indahnya jika seorang anak, mendapat contoh yang baik, hidup di hadapan Allah sepanjang umur hidupnya. Yakub menjadi contoh yang indah setelah diubah oleh Tuhan dan menerima nama Israel. Dia mengatakan, “Nenekku dan ayahku itulah Abraham dan Ishak”, bukan Abram sebab Allah mengganti nama Abram  menjadi Abraham dan Allah yang memberi nama Ishak. Sedangkan nama Yakub bukan dari Tuhan, Tuhan memberinya nama Israel. Nanti kita bisa membandingkan dengan Esau.

 

Esau itu Edom. Mengapa Edom? Karena kacang merah. Bukan Tuhan yang memberi nama bahwa Esau itu Edom. Dinamakan Edom karena dia menghina hak kesulungan. Jika kita menghina kerohanian kita, jangan-jangan ada julukan yang tanpa sadar sudah melekat dalam kehidupan kita. Merah menghina kesulungan. Di sini dikatakan nenekku Abaraham dan ayahku Ishak telah hidup di hadapan Allah, karena waktu itu Abraham dan Ishak sudah meninggal tetapi  meninggalkan jejak-jejak yang sangat indah sehingga Allah tidak malu mengatakan, “Akulah Allah Ishak, Akulah Allah Abraham”, selanjutnya bertumbuh : Akulah Allah Yakub. Mengapa Yakub? Supaya kita tahu kita ini dulunya siapa. Jika sampai Tuhan mengakui kita dan kita bisa mengaku dia Bapa kami yang di Surga, kita ini siapa? Pendeta Paulus Budiono ini siapa? Bukan apa-apa dan indah sekali.

 

“Nenekku dan ayahku......” berarti Yakub juga seorang anak, seorang cucu yang  menghormati orangtuanya. Kita dapat melihat ketika ayahnya (Ishak) meninggal, dia bersama kakaknya bertemu untuk menguburkan ayahnya tetapi Esau, Edom tetap hilang. Dikatakan, “......telah hidup di hadapan Allah.” Yakub berbicara kepada Yusuf, anaknya dan memberkatinya. Yusuf memiliki dua anak, tentu mereka sangat merindukan berkat itu mengalir,karena itu saudara dan saya harus meraih berkat. Dalam kebaktian meraih berkat Tuhan sehingga kita pulang membawa berkat untuk disalurkan kepada anak-anak kita.

 

Abraham dan Ishak telah hidup di hadapan Allah, Yakub sudah mulai mengenal Allah. Kita bisa melihat perkembangannya setelah ia berdialog dengan Tuhan pada Kejadian 48. Dalam sisa hidupnya menyatakan betapa dia mengenal Allahnya : Allah adalah gembalaku. Suatu pengakuan yang jujur, tidak seperti dulu lagi Allahnya ayahku, Allahnya nenekku. Banyak kali Kristen masih demikian, memiliki pola-pola sendiri yang berlaian,Gereja A lain dengan gereja B, gereja Indonesia lain dengan gereja di Korea. Gereja di Amerika berbeda dengan gereja di Perancis tetapi yang tidak pernah berubah adalah Allah dalam Yesus Kristus itu harus satu.

 

Allah hidup sebagai Allah yang telah menjadi gembalaku selama hidupku sampai sekarang. Itu kebanggaan yang tidak ada duanya. Jika kita mengatakan bahwa Allah adalah gembalaku selama hidupku sampai sekarang berarti kita sebagai domba hanya dengar-dengaran kepada firman Tuhan saja, gembala agung mati untuk domba-dombanya. Yakub bisa menyatakan : Allah menjadi gembalaku seumur hidupku, seharusnya mulai lahir sampai umur 147 tahun Allah adalah gembalanya, hanya Yakub belum kenal. Sampai umur 97 tahun baru mulai berani sedikit demi sedikit mengaku. Malaikat melepaskannya daribahaya, ia  digembalakan, dilindungi. Dialah kiranya memberkati orang-orang muda ini. Kadang kita merasa hebat karena diberkati. Tidak salah Tuhan memberkati jemaat, orangtua tetapi amat indah Yakub yang mengenal Tuhan, mengatakan, “Dialah yang memberkati orang-orang muda ini.” Yakub tidak merasa dia rohani, tutur katanya pasti menjadi berkat. Tidak demikian! Memang orangtua yang sudah menjadi pengikut Kristus harus bisa menjadi berkat tetapi jangan lupa setiap tutur kata berkat yang kita ucapkan itu berasal dari Dia. Dialah yang kiranya memberkati orang-orang muda.

 

Orang-orang muda membutuhkan berkat dari orangtua, ayah ibu, dan kakek nenek. Itu sebabnya orangtua, ayah ibu, kakek nenek harus cinta firman Tuhan, bertemu dengan Tuhan sendiri karena tidak mudah menghadapi situasi dan kondisi seperti ini. Yakub baru tahu Yusuf masih hidup dari anak-anak lain yang mengatakan bahwa Yusuf sudah mendapatkan dua anak, Manasye dan Efraim. Tentu bukan hanya Yusuf yang memiliki anak, anak-anak Yakub yang lainnya juga menikah, bagaimana pengalaman nikah mereka? Sampai Yakub memberkati anak-anak Yusuf dia banyak mengalami penderitaan batin sekalipun namanya diganti Israel, dia banyak berdiam. Waktu menghadapi anak sulungnya (Ruben) mencemarkan tempat tidurnya, berbuat kotor dengan gundiknya, Yakub diam. Bagi Yakub tidak mudah menghadapi hal-hal ini, tetapi Alkitab mengatakan waktu Israel mendengar, dia diam. Apa diam itu berarti dia tidak bertindak? Ini yang ingin saya sampaikan pada saudara malam ini supaya kita belajar.

 

Bagi kita yang sudah menerima kelahiran baru diberikan sesuatu yang baik, semoga itu selalu melekat dalam kehidupan kita. Jangan berbuat sewenang-wenang. Waktu anak perempuan Yakub(Dina) yang berumur 14 tahun diperkosa,ia sangat terpukul, sedih sekali. Simeon dan  Lewi langsung bertindak, membunuh Sikhem dan seluruhnya. Selanjutnya kita melihat perkataan Yakub (Israel) kepada 12 anak mereka sebagai seorang yang mengenal Tuhan, yang hidupnya mulai diubahkan dalam jalur yang Tuhan inginkan. Apa yang melekat pada hidup kita? Kristen, pengikut Kristus artinya mengikut di mana Kristus ada. Nama Kristen tercantum 3 kali dalam Alkitab. Itu julukan bagi pengikut Kristus.

 

Ketika Barnabas bertemu Saulus di Antiokhia(Kisah Para Rasul 11) dari situ dimulai pengikut Kristus disebut orang Kristen. Jadi sebutan Kristen bukan gereja yang menamakan diri ‘orang Kristen’ tetapi orang luar mengejek kepada pengikut Kristus karena mereka tidak senang dengan ajaran Kristus, dianggap sekte tertentu sehingga setiap pengikut Kristus di Antiokhia terutama bangsa Kafir dijuluki Kristen.

 

Pada waktu rasul Paulus diborgol dihadapkan pada raja Agripa maka Agripa mengatakan, “Khotbahmu hampir membuatku menjadi orang Kristen”. Selanjutnya Rasul Paulus berkata :“Cepat atau lambat saya berdoa supaya semua yang ada di sini akan menjadi seperti saya orang Kristen dalam kesaksian hidupnya”.

 

 Rasul Petrus berkata : “Jangan malu menjadi orang Kristen daripada berbuat yang tidak baik, ikut campur urusan orang lain, mendatangkan aib dan lainnya.  Lebih baik jika kita dihina sebab kita orang Kristen maka muliakanlah Allah dalam kondisi itu.

Saya melihat bagaimana Yakub diubah. Banyak hal-hal tidak enak terjadi karena perilaku anak-anaknya tetapi dia diam saja sampai saat Yusuf  berusia 17 tahun di situ imannya semakin meningkat dan nama Israel mulai menggantikan Yakub. Israel menderita waktu Yusuf dijual,  anak-anaknya membohonginya. Selama 13 tahun kemudian ditambah lagi 7 tahun, Yusuf berumur 40 tahun lebih baru bertemu Yakub. Selama sekian tahun Yusuf menderita, Israel menderita, tetapi dia belajar untuk tidak menyalahkan siapapun juga. Tuhan mau saya dan saudara belajar jika kita menyandang nama Kristen, kita harus dapat menerima keadaan apapun yang sedang Tuhan ijinkan terjadi, baik dalam pribadi maupun nikah, dan lainnya.

 

Peristiwa selanjutnya terjadi pada anaknya Yehuda, dalam keluarganya Tuhan ijinkan semua terjadi supaya kita dapat melihat ada nama Tuhan atas kehidupan kita sebagai anak Kristus, mungkin kejadian yangtidak enak, namun kita harus percaya bahwa Tuhan memiliki maksud terbaik dari yang tidak baik itu. Seringkali kita tidak bisa terima, tetapi saya menemukan  sesuatu yang luar biasa. Kejadian 29, setelah dua anak Yusuf diberkati, kita membaca pasal 49, apa kata Yakub tentang 12 anaknya. Perhatikan tulisan Musa ini.

 

Kejadian 29:1-2 Kemudian Yakub memanggil anak-anaknya dan berkata: "Datanglah berkumpul, supaya kuberitahukan kepadamu, apa yang akan kamu alami di kemudian hari. Berhimpunlah kamu dan dengarlah, ya anak-anak Yakub, dengarlah kepada Israel, ayahmu.

            Yakub katakan: berhimpunlah kamu dan dengarlah kepada Israel, ayahmu.” KepadaYakub Tuhan beri nama baru yaitu Israel, sehingga dituliskan, “Dengarlah kepada Israel, ayahmu!” Seorang ayah Kristen, seorang ayah hamba Tuhan harus mempunyai keyakinan bahwa dalam dirimu ada Roh Allah yang besar. Walaupun manusia tidak sempurna, Israel ada kelemahannya sendiri, tetapi itu bukan alasan untuk lembek-lembek dihadapan anak-anak. Seringkali kita keliru. “Hai anak-anak Yakub, dengarlah!” Diulang lagi: “Dengarlah kepada Israel, ayahmu.” Jadi 2 hal. Dengar ayahmu yang manusiawi, dan ayahmu yang diubah oleh Tuhan. Ayahmu ini manusia berdosa, tetapi dosanya sudah diampuni. Jangan tetap berdosa!  Seringkali kita bersaksi dalam puji-pujian tanpa sadar ikut-ikutan saja. “Kami berdiri disini kami tidak berlayak, kita semua penuh dengan dosa.” Betul? Tetap penuh dengan dosa? Tetap penuh dengan menipu orang lain? Jangan berdiri di mimbar.

Saya teringat didikan almarhum pendeta Sore, beliau sebagai guru penginjilan.Ketika diadakan ujian khotbah, seorang siswa maju di depan berkata : “Saya mohon dimaafkan, saya  baru belajar, jadi banyak kekurangan, saya tidak layak.” Langsung Pdt Sore memotong : “Stop! Kamu tidak layak jadi penginjil. Saat kamu berdiri di mimbar, kamu bicara atas nama Tuhan. Bukan kamu yang hebat, tetapi kamu harus belajar berbicara atas nama Tuhan. Tidak perlu basa-basi, begitu berdiri, mulai!” Seringkali kita terjebak dengan budaya ‘Sungkanisme’. Terlalu lembek tetapi sebenarnya sombongnya bukan main.

“Berhimpun dan dengarlah anak-anak Yakub! Dengarlah kepada Israel ayahmu!” Anak-anak jangan menghina orangtua dan orangtua jangan tidak bertobat, terus menipu orang lain, tidak sungguh-sungguh dalam kesucian nikah, anak kita tidak akan mempercayainya! Rasul Paulus katakan dalam 1 Korintus: “Aku tidak layak! Aku seperti anak yang lahir prematur! Tetapi sekarang aku sebagaimana aku ada kamu lihat aku Rasul! Aku Rasul hamba Tuhan! Aku Rasul hamba kafir! Oleh karena kasih karunia yang luar biasa.”

Di sini kita melihat Rasul Paulus tidak takut dicibir orang lain: “Dia bukan rasul, dia pecundang, hanya sembarang omong, siapa dia.” Rasul Paulus menghadapi orang-orang Yahudi yang model begitu, menghina, dia katakan: “Saya bukan apa-apa, tapi saya apa-apa.” Itu sebabnya dia tidak peduli ketika Petrus menjadi munafik, Rasul Paulus tidak mau kompromi, dia harus berdiri sebagai hamba Tuhan yang bertanggung jawab. Apa yang ditutur-katakan merupakan suatu nubuat, suatu kata penguatan, peringatan yang  keluar dari mulut Yakub yang sudah diubah. Sekali lagi: “Berhimpunlah kamu hai anak-anak Yakub! Dengarlah kepada Israel ayahmu!” Bukan disebut Israel dulu tetapi Yakub dulu! Baru diubah, susunan katanya jangan dirubah.  Tentang anak yang pertama:

Kejadian 49:3-4 Ruben, engkaulah anak sulungku, kekuatanku dan permulaan kegagahanku, engkaulah yang terutama dalam keluhuran, yang terutama dalam kesanggupan. Engkau yang membual sebagai air, tidak lagi engkau yang terutama, sebab engkau telah menaiki tempat tidur ayahmu; waktu itu engkau telah melanggar kesuciannya. Dia telah menaiki petiduranku!

Dia berbicara terus terang di muka 11 adiknya. Bagaimana jika kita sebagai orangtua harus membicarakan tentang ini? Ini demokrasi yang luar biasa. Dia tidak benci Ruben, tetapi dia tidak boleh menutupi apa yang akan terjadi pada Ruben. Ruben tidak mau mengerti dan tidakmau tahu bagaimana ayahnya dengan om nya, Esau. Ruben anak sulung, Esau juga sulung, tetapi Esau sudah menghina kesulungan. Disini beda, tetapi tetap menghina kesulungan dalam persoalan nikah.Ada seorang hamba Tuhan mengatakan begitu. Dia mengutip Maleakhi, dikatakan mengapa bangsa Israel menghina meja Tuhan? Maleakhi 1. Mengapa imam-imam bangsa Israel bisa melecehkan pernikahan dan lain sebagainya? Oleh sebab Israel, terutama imam-imam sudah tidak menomorsatukan pelayanan kepada Tuhan menjadi yang tertinggi. Terjadi perceraian, Maleakhi 2 sehingga Tuhan katakan: “Aku benci perceraian.” Mengapa  bangsa Israel tidak mengembalikan sepersepuluh dengan setia? Semuanya bermula karena menganggap pekerjaan Tuhan bukan nomor satu, mereka menomorsatukan yang nomor dua, mengutamakan hal-hal yang menyenangkan diri sendiri, bukan menyenangkan Tuhan.

Pengorbanan bukan lagi pengorbanan, tetapi hanya sekadar untuk memberi tip. Kadang kita masukkan kolekte bukan kurban, seperti tip saja. Pernahkah saudara memberi tip kepada orang yang melayani saudara? Mungkin 50ribu? 100ribu? karena orang itu sangat menolong saudara. Kita memberi kolekte pada saat kebaktian 5 ribu, padahal itu untuk Tuhan yang mati untuk kita, yang memberi hidup dan ketenangan pada kita. Kita memberi kurban seadanya saja. Hubungan dengan Tuhan mulai berkurang dan tidak lagi nomor satu, yang terutama. Selanjutnya rohani kita semakin runtuh. Ini yang banyak terjadi di gereja-gereja sekarang ini! Sehingga banyak gereja dijual dan dibeli oleh saudara Muslim. Mengapa? Karena imam-imamnya, pendeta-pendetanya tidak menganggap ibadah yang terutama, hanya suatu ibadah agamawi. Itu sebabnya saya memdorong kita sekalian jika masuk kebaktian sungguh-sungguh cari Tuhan! Kita beribadah, menyembah Allah, kita berkata jika nanti di surga kita menyembah siang dan malam. Pastinya omong kosong jika di dunia ini kita menyembah saja tidak mau.

Ruben, anak pertama yang diharapkan menjadi yang kuat, nomor satu, menjadi pewaris anak sulung. Yakub hanya mampu mengatakan: “Engkau tidak lagi nomor satu. Jangan lagi mempermainkan nikah.” Itu sebabnya ayah dan ibu didiklah anak-anak, bukan melarang seperti Taurat, tetapi memberi pengertian berulang-ulang apa maksudnya nikah, perjodohan. Jangan tunggu ada masalah. Saya sedikit melompat, setelah sekian lama perjalanan bangsa Israel bersama Musa, sampailah pada penghujung sungai Yordan tinggal melangkah masuk tanah perjanjian. Apa kata Musa kepada Ruben? Kita membaca :

Ulangan 33:1-6 Inilah berkat yang diberikan Musa, abdi Allah itu, kepada orang Israel sebelum ia mati. Berkatalah ia: "TUHAN datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari Seir; Ia tampak bersinar dari pegunungan Paran dan datang dari tengah-tengah puluhan ribu orang yang kudus; di sebelah kanan-Nya tampak kepada mereka api yang menyala. Sungguh Ia mengasihi umat-Nya; semua orang-Nya yang kudus--di dalam tangan-Mulah mereka, pada kaki-Mulah mereka duduk, menangkap sesuatu dari firman-Mu. Musa telah memerintahkan hukum Taurat kepada kita, suatu milik bagi jemaah Yakub. Ia menjadi raja di Yesyurun, ketika kepala-kepala bangsa datang berkumpul, yakni segala suku Israel bersama-sama. Biarlah Ruben hidup dan jangan mati, tetapi biarlah orang-orangnya sedikit jumlahnya."

            Dalam kebaktian firman penyucian, firman mempelai, ini satu bagian. Masih banyak bagian lain bukan hanya mempelai dengan Tuhan, mempelai mempelai saja, tetapi harus sampai pada pengertiannya. Saya rasa jika Ruben tahu akibat ini, keturunannya akan sedikit saja, ia akan sangat menyesal. Itu sebabnya jika kita menyampaikan firman penyucian, firman mempelai harus lengkap. Yakub yang dipenuhi Roh Allah dengan iman harus mengatakan hal ini kepada Ruben, anaknya tentang masa depannya.

Kejadian 49:5-7Simeon dan Lewi bersaudara; senjata mereka ialah alat kekerasan.  Janganlah kiranya jiwaku turut dalam permupakatan mereka, janganlah kiranya rohku bersatu dengan perkumpulan mereka, sebab dalam kemarahannya mereka telah membunuh orangdan dalam keangkaraannya mereka telah memotong urat keting lembu. Terkutuklah kemarahan mereka, sebab amarahnya keras, terkutuklah keberangan mereka, sebab berangnya bengis. Aku akan membagi-bagikan mereka di antara anak-anak Yakub dan menyerakkan mereka di antara anak-anak Israel.

Yakub akhirnya berbicara,ia menyimpan perkataan ini samapai berusia 147 tahun. Dia tidak bisa menahannya lagi dan kebenaran harus dinyatakan demi kebaikan Simeon dan Lewi. Kedua anaknya ini mendapat tempat tersendiri, tidak seperti saudara-saudaranya yang lain yang mendapat hak waris.Yakub mengatakan bahwa rohnya pun tidak mau bergabung dengan Simeon dan Lewi, saya yakin bahwa saat Musa menulis hal ini pasti merasa sedih karena dia adalah keturunan Lewi, begitu pula Harun kakaknya. Maukah Tuhan memakai orang seperti Lewi yang kejam? Tuhan memakai dia,berarti ini adalah suatu hal yang luar biasa.

Apabila kita ingat perkataan Yakub :Jangan sampai rohnya bergabung dengan Simeon dan Lewi sebab mereka begitu licik, seharusnya tidak mungkin dipakai lagi. Di luar mereka begitu manis, mereka berkata jika Sikhem mau disunat maka akan dijadikan keluarga. Begitu mudah mereka bermulut manis sedangkan di dalam hati penuh dengan kebencian. Amsal Salomo berkata bahwa mereka bicara damai tetapi sebenarnya hati mereka ingin berperang, akhirnya mereka justru tidak mendapat apa-apa. Perkataan Yakub menjadi suatu kepastian.Jangan abaikan perkataan orangtuamuwalaupun mereka masih manusiawi. Ibrani berkata bahwa orangtua hanya memberikan nasihat dalam waktu yang singkat tetapi kalian harus menghargai apalagi ada Bapa Surgawi yang akan membimbing kalian sebagai anak muda untuk masuk dalam kodrat kesucian-Nya. Kesucian orangtua itu relatif karena perbedaan budaya, kebiasaan, pandangan, dan perasaan namun hanya satu yang tidak pernah berubah yaitu Allah Bapa di surga. Itu sebabnyaapa yang Allah Bapa di surga katakan tentang Simeon dan Lewi ini?

Ulangan 33:8-11Tentang Lewi ia berkata: "Biarlah Tumim dan Urim-Mu menjadi kepunyaan orang yang Kaukasihi, yang telah Kaucoba di Masa, dengan siapa Engkau berbantah dekat mata air Meriba; yang berkata tentang ayahnya dan tentang ibunya: aku tidak mengindahkan mereka; ia yang tidak mau kenal saudara-saudaranya dan acuh tak acuh terhadap anak-anaknya. Sebab orang-orang Lewi itu berpegang pada firman-Mu dan menjaga perjanjian-Mu;
 mereka mengajarkan peraturan-peraturan-Mu kepada Yakub, hukum-Mu kepada Israel; mereka menaruh ukupan wangi-wangian di depan-Mu dan korban yang terbakar seluruhnya di atas mezbah-Mu. Berkatilah, ya TUHAN, kekuatannya dan berkenanlah kepada pekerjaannya. Remukkanlah pinggang orang yang melawan dia dan yang membenci dia, sehingga mereka tidak dapat bangkit."

Perkataan dari seorang ayah kepada anaknya yang begitu kejam namun Allah mampu mengubah. Lewi lupa bahwa mereka harus berterimakasih karena sudah dipilih, Harun suku Lewi yang dipilh menjadi imam besarjustru mengijinkan bangsa Israel membuat dan menyembah patung lembu emas. Saya melihat banyak imam yang tidak sungguh-sungguh, apa yang bisa saya katakan? Hanya kemurahan dan kasih karunia Tuhan yang mengubahkan, bukan karena kebaikan Lewi. Tuhan berkata bahwa Dia mau memakai Lewi dan Simeon. Saat itu Yakub sudah tidak ada lagi tetapi apakah Tuhan membatalkan nubuatan Yakub? Tidak. Tetapi supaya sifat-sifat Lewi yang tidak baik dikuduskan melalui tahbisan imam.

Ketika Tuhan memilih Harun, Dia berkata kepada Musa untuk mengasingkan kakaknya dari keluarga Lewi. Harun ditahbiskan bahkan diijinkan masuk Tabernakel mulai dari halaman, ruang suci sampai ruang mahakudus. Tuhan memilihnya demi orang banyak, namun apakah Lewi, imam-imam, kita, melayani, berkurban, membaca Firman adalah demi orang banyak? Bukan demi diri sendiri sebab Lewi tidak punya harta atau warisan. Warisannya adalah Allah sendiri jadi mereka bergantung sepenuh kepada Allah, Lewi tidak punya pendapatan yang lain.Kita, orang Lewi, atau imam-imam berdoa untuk semuanya. Itu sebabnya Harun dan anak-anaknya lebih dulu ditahbiskan dengan kurban-kurban menurut peraturan sehingga Allah berkenan mendidik Lewi mengajar Firman Tuhan dan bukan yang lainnya. Pada Maleakhi, Tuhan menegur imam-imam Lewi yang tidak setia.

Sebenarnya secara fisik bangsa Israel sudah tidak lagi diperhitungkan. Mereka dibuang ke Babel selama 70 tahun, mereka sudah hancur, hilang lenyap di Syria. Dalam Efesus 2 dikatakan bahwa kita tidak termasuk namun sekarang dihisap oleh kurban Kristus sehingga kita bisa masuk dalam keluarga Allah, dibentuk menjadi rumah Allah, menjadi imam-imam rajani. Kita dibentuk bukan karena baik justru karena kita tidak baik, bahkan jahat luar biasa. Yahudi secara fisik tidak diperhitungkan, dianggap tidak ada lagi, bahkan ada suatu gereja aliran tertentu mengatakan bahwa orang Yahudi-Israel telah dibuang Allah. Firman Tuhan menegaskan bahwa Tuhan tidak akan membuang orang Yahudi, ini pegangan kita, jika kita mendengar berita-berita yang tidak sesuai. Satu kali Allah merubah Yakub menjadi Israel maka Allah yang bertanggung jawab sampai akhir zaman. Saya akan tunjukkan beberapa ayat yang menyatakan bahwa bangsa Israel tidak akan hilang melalui Firman Tuhan yang dinyatakan lewat rasul Paulus dimana rasul Paulus saat itu sedang mengingatkan bangsa Roma agar tidak sombong.

Roma 11: 1-5,11-12,25-32 Maka aku bertanya: Adakah Allah mungkin telah menolak umat-Nya? Sekali-kali tidak! Karena aku sendiri pun orang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin. Allah tidak menolak umat-Nya yang dipilih-Nya. Ataukah kamu tidak tahu, apa yang dikatakan Kitab Suci tentang Elia, waktu ia mengadukan Israel kepada Allah: "Tuhan, nabi-nabi-Mu telah mereka bunuh, mezbah-mezbah-Mu telah mereka runtuhkan; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku." Tetapi bagaimanakah firman Allah kepadanya? "Aku masih meninggalkan tujuh ribu orang bagi-Ku, yang tidak pernah sujud menyembah Baal." Demikian juga pada waktu ini ada tinggal suatu sisa, menurut pilihan kasih karunia........  Maka aku bertanya: Adakah mereka tersandung dan harus jatuh? Sekali-kali tidak! Tetapi oleh pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain, supaya membuat mereka cemburu. Sebab jika pelanggaran mereka berarti kekayaan bagi dunia, dan kekurangan mereka kekayaan bagi bangsa-bangsa lain, terlebih-lebih lagi kesempurnaan mereka....... Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk.  Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: "Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub. Dan inilah perjanjian-Ku dengan mereka, apabila Aku menghapuskan dosa mereka." Mengenai Injil mereka adalah seteru Allah oleh karena kamu, tetapi mengenai pilihan mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang.
 Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya. Sebab sama seperti kamu dahulu tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang beroleh kemurahan oleh ketidaktaatan mereka, demikian juga mereka sekarang tidak taat, supaya oleh kemurahan yang telah kamu peroleh, mereka juga akan beroleh kemurahan. Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua.

Tuhan tidak melupakan Israel namun ingin menghilangkan segala kefasikan Yakub. Disini Tuhan ingatkan supaya kita sadar diri, tidak sombong, kita mendapat anugerah supaya lebih sungguh-sungguh. Allah sungguh mengasihi Yakub atau Israel namun Dia membenci Edom atau Esau. Apakah karena Tuhan mengasihi Yakub sehingga Dia membiarkan Yakub berbuat dosa? Tentu tidak karena apabila Dia sungguh mengasihi Yakub (Israel) maka jika salah harus ditegur dengan tujuan agar bangsa Israel dapat selamat.

Dahulu kita memang tidak taat, biasanya taat karena orangtua, pergi sekolah Minggu karena disuruh orangtua, pergi kaum muda karena desakan orangtua atau mungkin ada sesuatu yang lain, ke gereja bukan murni karena cinta Tuhan, tetapi sekarang kita beroleh kemurahan karena bangsa Israel telah lebih dulu tidak taat. Oleh sebab itu janganlah kita tidak taat dalam kebaktian, pelayanan supaya jangan berkat itu diambil oleh Tuhan dari kita. Jika kita sungguh-sungguh maka kita akan tetap dipakai Tuhan. Saya dan saudara serta bangsa Isarel sebenarnya bukanlah manusia yang taat oleh karena itu jika kita membaca tentang ketaatan Yakub maka sepatutnya kita berterimakasih, kita percaya Yakub yang diberi nama Israel mau taat maka kita juga mau belajar taat supaya apa yang kita temukan yaitu iman dan perbuatan Yakub membuat kita lebih bersyukur. Kita akan membaca ayat lanjutannya supaya semakin mengerti, karena ayat ini tidak bisa terlepas dengan ayat-ayat sebelumnya yaitu mengenai keselamatan bukan mengenai hal-hal jasmani.

Roma 11:32-36Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua. O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?  Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!

Saya hanya ingin mendorong kita sekalian agar senang membaca Firman Tuhan.

Amin.