Terang Menghasilkan Kebaikan, Keadilan Dan Kebenaran

 

Minggu, Lemah Putro, 27 November 2016

Pdm. Janche Suhatan

 

Shalom,

Tak dapat dihindari bahwa tubuh fisik kita makin tua makin merosot tetapi tujuan gereja Tuhan bukan hanya untuk perkara-perkara fisik serta rencana-Nya tidak akan terhalang oleh siapa dan apa pun bahwa Dia akan datang kembali sebagai Raja segala raja, Tuan di atas segala tuan dan Mempelai Pria Surga. Namun jangan lupa, Dia juga akan datang sebagai Hakim adil yang mengadili orang hidup dan yang mati. Untuk itu kita harus mempersiapkan diri menjadi semakin kuat dalam keadaan apa pun untuk dapat melaksanakan kehendak-Nya karena kita menyandang status baru yaitu anak-anak Allah yang berhak mewarisi kerajaan-Nya.

Apa yang dikerjakan oleh Rasul Paulus terhadap gereja Tuhan? “Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.” (Kol. 1:24) Maksud dari ayat ini ialah penderitaan Rasul Paulus dalam mengambil bagian dari penderitaan Kristus sebetulnya masih kurang; dengan kata lain, pelayanan yang dia lakukan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan penderitaan Kristus yang sudah dilakukan-Nya bagi jemaat.

Lebih lanjut Rasul Paulus mengatakan pentingnya meneruskan/menyampaikan Firman Tuhan secara utuh/sepenuhnya dalam tugas yang dipercayakan kepadanya sebagai pelayan jemaat (ay. 25). Dan ini harus dilakukan dengan hati jujur dan ikhlas tanpa pamrih untuk kepentingan diri sendiri tetapi bagi kemuliaan Tuhan.

Apa spesifikasi Firman Tuhan yang diberitakan oleh Rasul Paulus? “yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya.(ay. 26)

Harus diakui, Firman Tuhan sulit dicerna oleh pikiran manusia – bagaikan misteri yang tersembunyi – kecuali bila kita memperoleh kasih karunia dari-Nya agar tidak ada seorang pun memegahkan diri di hadapan-Nya (Ef. 2:8-9). Ingat, betapapun sulitnya, rencana Allah yang sudah dirancang sebelum dunia ini diciptakan tetap berjalan apa pun halangannya.

Rahasia apa yang dibukakan dan dimengerti oleh orang-orang yang dikuduskan-Nya? Itulah Kristus ada di tengah-tengah kita sehingga kita memiliki peng-harapan akan kemuliaan (ay. 27). Seperti diketahui, semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah (Rm. 3:23). Oleh sebab itu Allah ingin mengembalikan kemuliaan kita agar kita mempunyai hak sebagai anak-anak-Nya. Contoh rahasia yang tidak dimengerti oleh dunia ini: ada lima perempuan dipakai menjadi jalur kelahiran Yesus: Tamar yang perbuatannya tidak dapat dibenarkan tetapi tujuannya dapat diterima untuk meneruskan rencana Allah melalui benih Yehuda (Kej. 38); Rahab, perempuan kafir dan bersundal pula (Yos. 2), Rut, perempuan kafir bangsa Moab, tidak dperbolehkan masuk jemaah TUHAN (Ul. 23:3); Betsyeba, perempuan yang dipaksa Daud menjadi istrinya setelah suaminya, Uria, dibunuh (2 Sam. 11) diakhiri dengan perempuan suci, Maria, yang melahirkan Yesus (Mat. 1:16).

Kepada siapa hikmat – Firman Tuhan – yang diberitakan ini dapat diterima? Selain orang-orang kudus juga pada kalangan mereka yang telah matang/dewasa rohani (1. Kor. 2:6-7) sehingga rencana Allah dapat terwujudkan. Dapat dibayangkan bila Injil yang diberitakan ini diterima oleh orang berdosa yang tidak memperoleh kasih karunia-Nya! Pasti Firman yang didengar diolah dengan pikiran manusiawi yang akan melenceng jauh dari rencana Tuhan.

Aplikasi: kita yang mendapat kasih karunia Tuhan patut bersyukur karena semakin kita tekun membaca Firman-Nya, semakin kita dapat memahaminya dan iman kita makin bertumbuh mencapai kedewasaan penuh dan dampaknya ialah keubahan hidup. Sebaliknya, orang yang mengangggap kecil Sumber dari kasih karunia akan lebih menonjolkan perkara yang didapatnya menyebabkan dia menjadi sombong.

Sangat jelas Injil memberitakan keselamatan manusia melalui penebusan di dalam Kristus Yesus (Rm. 3:24) dan mereka yang sudah diselamatkan wajib melakukan pekerjaan di dalam keselamatan supaya juga ada keselamatan bagi mereka yang dilayaninya. Melalui Injil kita memperoleh kesempatan untuk menerima kembali kehidupan kekal dan terhindar dari maut karena dosa (Rm. 6:23).

Kita tahu tiga Injil sinoptik: Injil Matius mengisahkan Yesus sebagai Raja; Injil Markus menceritakan Yesus sebagai Hamba yang sibuk dalam pelayanan; Injil Lukas menceritakan Yesus sebagai Manusia dilihat dari alur silsilah yang berakhir pada Adam (Luk. 3:38) sementara Injil Yohanes menceritakan Yesus dalam keilahian-Nya yaitu Firman – Allah – (Yoh. 1:1) dan di dalam Dia ada kehidupan (kekal) juga terang yang bercahaya di dalam kegelapan (Yoh. 1:4-5). Perhatikan, di dalam terang ada banyak aktivitas sebab tidak ada seorang pun mampu beraktivitas tanpa terang. Sayang, dunia tidak mengenal terang itu bahkan orang-orang kepunyaan-Nya menolak-Nya sebab sudah terkontaminasi oleh dosa (Yoh. 1:11). Namun orang yang menerima-Nya diberi kuasa menjadi anak-anak Allah (ay. 12).

Kuasa apa yang dimiliki oleh anak-anak Allah? Kalau kita memahami Injil dan menaruh pengharapan kepada Injil ini, kemuliaan Allah akan dikembalikan kepada kita dan kita diberi hak untuk berkuasa mengambil kembali kemuliaan kita sebagai anak-anak Allah yang ditandai dengan pembaruan hidup.

Apa konsekuensi yang ditanggung oleh kita, anak-anak Allah? Dunia tidak mengenal kita (1 Yoh. 3:1) karena pikiran dan perasaan kita sudah dibarui di dalam Kristus Yesus sehingga pikiran kita tidak lagi sama dengan pikiran orang-orang berdosa, kita mengarahkan pikiran kita kepada hari kedatangan Tuhan kedua kalinya.

Aplikasi: kita mengucap syukur atas perpanjangan waktu yang Tuhan berikan hingga detik ini dan penuhi hari-hari dengan aktif melayani-Nya selama kita masih diberi waktu dan kesempatan.

Apa tanda orang yang dibarui kehidupannya? Dia tidak lagi doyan melakukan perbuatan-perbuatan dosa sebab benih ilahi ada di dalamnya (1 Yoh. 3:9). Ilustrasi: ikan laut yang hidup di air asin tidak akan dapat bertahan hidup di air tawar begitu pula ikan yang hidup di air tawar tidak mungkin dapat hidup di air asin.

Sebagai anak-anak Allah sekaligus anak terang, kita berkewajiban hidup dalam terang yang dapat dilihat dengan jelas segala sesuatu yang kita lakukan (Ef. 5:13) berbuahkan kebaikan, keadilan, kebenaran dan menguji apa yang berkenan kepada Tuhan (ay. 9-10). Memang kita diselamatkan oleh iman tetapi kita tidak akan dibenarkan kalau tidak melakukan perbuatan baik. Contoh: Yesus sebagai terang dunia sudah berada di Bait Allah di pagi hari untuk berbuat kebaikan dengan mengajar sementara ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi (yang mengaku orang beragama tetapi sebenarnya hidup dalam kegelapan) mempunyai kesibukan lain dengan mencari-cari kesalahan orang dan menangkap seorang perempuan berbuat zina. Mereka menuntut keadilan berdasarkan hukum Taurat yang kaku untuk mencobai Yesus namun Yesus mengemukakan kebenaran yang tak terbantahkan. Terbukti kebenaran membebaskan perempuan berdosa yang pasti telah minta pengampunan dosa (Yoh. 8:1-11). Perhatikan, di mana ada terang, segala kesalahan akan terurai/terselesaikan dengan baik. Perkara besar menjadi kecil sedangkan perkara kecil dilenyapkan. Sebaliknya, di mana ada kegelapan, perkara kecil menjadi besar dan bertambah ruwet. Yesus memiliki kebaikan hati sebagai Pemaaf yang luar biasa.

Aplikasi: sebagai anak Allah yang hidup dalam terang, kita mempunyai tugas mengerjakan kebaikan untuk kita persembahkan manakala Dia datang kembali, memiliki keadilan supaya kita tidak mudah terprovokasi dengan hukum dunia yang sangat kejam juga mempunyai kebenaran yang tidak bersifat menghukum karena kita sendiri berasal dari orang berdosa.

Kita perlu menerima Yesus yang menyelamatkan kita dan memberikan kuasa untuk menjadi anak-anak Allah. Kita tahu bahwa Allah itu terang dan menjadikan kita anak-anak terang untuk hidup di dalam terang-Nya maka kebaikan, keadilan, kebenaran memenuhi kita dan kita dapat menampilkan Yesus dalam kehidupan kita saat menghadapi perkara-perkara gelap untuk dapat diselesaikan dan Nama Tuhan Yesus dipermuliakan. Amin.