Mata Air Vs Air Mata

 

Minggu, Lemah Putro, 14 Agustus 2016

Pdt. Paulus Budiono

 

Shalom,

Air merupakan kebutuhan vital bagi seluruh makhluk hidup dan air mineral yang dikemas dalam berbagai merek tidaklah asing bagi kehidupan kita sehari-hari. Para produsen air mineral pasti mengklaim telah mengambil bahan baku dari mata air yang jernih dan terjamin kebersihannya. Tak dapat disangkal, kondisi alam sekarang jauh berbeda dengan kondisi puluhan tahun silam berakibat kita tidak lagi mudah mengakses air jernih dengan leluasa namun manusia selalu mempunyai cara untuk menemukan sumber air jernih demi kebutuhan hidup.

Apa kata Alkitab berkaitan dengan mata air? Mazmur 87:7 menuliskan, “Dan orang menyanyi-nyanyi sambil menari beramai-ramai: "Segala mata airku ada di dalammu."

Ayat di atas bukan ditulis oleh Daud tetapi karya bani Korah yang dinyanyikan sebagai luapan sukacita bagi semua bangsa yang lahir di kota Sion, Yerusalem (ay.5-6). Kita tahu bani Korah merupakan sekelompok orang yang nyaris punah karena leluhur mereka pernah menjadi penghasut/provokator agar orang Israel memberontak kepada Musa dan Harun berakibat bumi membuka mulutnya dan menelan semua keluarga Korah beserta rumah dan harta bendanya sebagai hukuman dari Allah (Bil. 16:32-33). Namun ada sisa dari mereka yang terluput dari hukuman dan mereka menulis mazmur ini sebagai generasi baru yang telah mengalami restorasi dengan tidak mengikuti jejak nenek moyangnya. Mereka menjadi pemazmur yang gemar memuji Nama TUHAN. Perhatikan, Allah sangat murka dan tidak dapat berkompromi dengan dosa tetapi Ia bermurah hati memberikan karunia kepada mereka yang bertobat.

Apa syarat untuk dapat tinggal di kota Sion? "Seorang demi seorang dilahirkan di dalamnya" (ay. 5) Ini menunjukkan:

- Kita harus mengalami kelahiran baru secara pribadi bukan ikut-ikutan. Bukankah Yesus menegur Nikodemus (pribadi), pemimpin agama Yahudi, untuk dilahirkan kembali (= lahir baru) bila ingin masuk Kerajaan Allah (Yoh. 3:1-5)?

Jangan beranggapan bila seseorang bertobat dan lahir baru untuk mengalami keselamatan, keluarganya juga diselamatkan! Setiap pribadi harus mengalami lahir baru namun jangan salah mengerti bila sudah dibaptis akan otomatis masuk Kerajaan Allah kecuali ditandai keubahan hidup.

- Mata air ini berada di dalam diri kita bukan di luar, maksudnya: kita (perorangan) yang sudah mengalami keselamatan dari Tuhan tidak boleh puas diri tetapi ‘ke luar’ menjadi kesaksian hidup dengan mengajak orang lain untuk juga memperoleh keselamatan sehingga terjadi pujian beramai-ramai.

Introspeksi: apa jawaban kita saat ditanya “mengapa engkau menerima Yesus”? Apakah karena pengalaman pribadi kita berjumpa dengan-Nya atau karena ‘paksaan’ dari suami/istri, orang tua, keluarga, teman dll.?

Apa karakteristik dari mata air yang baik?

  • Mata air yang diciptakan oleh Allah (Why. 14:7) hanya menghasilkan satu jenis air tidak mungkin lebih dari satu jenis atau berganti-ganti, misal: air tawar untuk sementara waktu kemudian berubah menjadi air laut.

Implikasi: hendaknya kita konsisten dalam pendirian tidak mudah berubah-ubah seperti peringatan yang tertulis dalam Yakobus 3:10 agar dari mulut yang satu tidak keluar berkat dan kutuk.

  • Airnya terus mengalir – tidak mandeg – untuk menghanyutkan benda-benda kotor yang masuk dalam air tersebut. Sayangnya, manusia sering mencemari mata air membuat airnya tidak sehat bahkan menjadi racun.

Kapan mata air disebut dalam Alkitab? Antara lain:

Ø Turunnya air bah di zaman Nuh.

Melihat kejahatan manusia makin memuncak, Allah memutuskan untuk memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi (Kej. 6:13). Nuh diperintahkan untuk membuat bahtera dan pasti dia memberitakan Injil kepada setiap orang yang ditemuinya tetapi omongannya tidak diindahkan. Hukuman jatuh dengan terbelahnya semua mata air samudera raya yang dahsyat selain terbukanya tingkap-tingkap di langit (Kej. 7:11) dan binasalah semua manusia kecuali Nuh sekeluarga berjumlah delapan orang (Kej. 8:18). Setelah itu Allah berjanji tidak akan lagi menghukum dunia dengan air (ay. 21). Sesungguhnya Allah adalah Pencipta yang rindu memberkati manusia, ciptaan-Nya, tetapi jika mereka menolak, Allah tidak memaksakan kehendak-Nya.

Aplikasi: hendaknya kita meneladani Nuh dalam mendidik anak-anak untuk hidup berkenan di hadapan Allah, termasuk dalam hidup nikah. 

Ø Dalam perjalanan di padang gurun

Ketika bangsa Israel keluar dari Mesir menuju Tanah Perjanjian, Kanaan, mereka khawatir menghadapi masalah hidup termasuk soal air minum. Dalam perjalanan mereka bertemu dengan 12 mata air dan berkemah di tepi air itu (Kel. 15:27). Kemudian mereka melanjutkan perjalanan dan tiba di padang gurun Sin di mana ada mata air bernama Meriba. Di tempat ini orang Israel bertengkar dan mencobai TUHAN kemudian Ia menunjukkan kekudusan-Nya di antara mereka (Kel. 17:1,7).

Akibat peristiwa itu Musa dan Harun ikut terkena getahnya, Musa tidak diperkenan masuk ke Tanah Perjanjian, Kanaan karena tidak menghormati kekudusan TUHAN di depan mata orang Israel (Bil. 20:11-13).

Implementasi: marilah kita berdoa untuk para pemimpin gereja agar tidak mudah terprovokasi oleh omelan sidang jemaat sehingga melawan kehendak dan perintah Tuhan. Contoh lain: Rasul Petrus sebagai pemberita Firman Tuhan juga dapat bersikap munafik dengan menjauhi orang-orang kafir yang diselamatkan tanpa sunat ketika Paulus datang padahal sebelumnya dia makan sehidangan bersama mereka (Gal. 1:11-13). Waspada, setiap tutur kata dan tindakan kita diperhatikan oleh Allah, apakah kita menaati-Nya atau menjadi pemberontak yang melawan hukum-Nya.

Ø Sangkalala ketiga ditiup

Ketika malaikat ketiga meniup sangkakala, jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, Apsintus, yang menyala-nyala seperti obor dan menimpa sepertiga sungai-sungai dan mata-mata air menyebabkan banyak orang mati karena airnya menjadi pahit (Why. 8:10-11).

Di sisi lain, Tuhan menginginkan adanya tiga macam mata air yang kita miliki untuk disaksikan kepada semua orang, yaitu:

a. Mata air keselamatan (Yes. 12) → Pelataran Tabernakel

“Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.” (Yes.12:3)

Salah satu tugas yang diemban Yesus ialah menyembuhkan orang ‘sakit’ dalam dosa yang perlu tabib untuk disembuhkan dan menerima keselamatan seperti dialami oleh Matius pemungut cukai (Mat. 9:11-13).

Kita harus sadar akan kebutuhan diselamatkan oleh Yesus karena kita semula hidup dalam dosa.

Tuhan ingin kita menikmati mata air keselamatan dengan penuh kegirangan setelah murka-Nya surut terhadap dosa dengan adanya pengampunan (ay. 1-2).

Aplikasi: alami pengampunan dari Tuhan supaya kita benar-benar dapat mengucap syukur dan memuji Nama-Nya. Sesungguhnya tidak ada seorang pun dapat melunakkan hati Allah yang kudus dan membuat-Nya mengampuni dosa manusia kecuali melalui kurban penebusan Putra tunggal-Nya, Yesus.

Allah menjadi ‘mata air’ keselamatan bagi semua orang yang mau percaya kepada-Nya. Kata “menimba” menunjukkan adanya suatu kegiatan. Kegiatan apa yang harus kita lakukan setelah menerima keselamatan dari-Nya? Yaitu memanggil/menyerukan Nama Tuhan; dengan kata lain kita bersaksi memberitakan kebenaran Firman Tuhan kepada semua orang apa pun risiko yang akan dihadapi – dibenci, dihujat, dikucilkan, dianiaya dll. Faktanya, banyak orang percaya takut menyebut Nama Yesus, Sang Juru Selamat, di luar gereja sehingga keselamatan mereka patut dipertanyakan.

Dalam pengajaran Tabernakel, Yesus menjadi kurban pengampunan dosa untuk keselamatan manusia (Mazbah Kurban bakaran) juga kehidupan kita diperbarui oleh-Nya (Bejana Pembasuhan).

b. Mata air kepuasan (Yoh. 4) → Tempat Kudus

“tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya akan menjadi mata air di dalam dirinya yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." (Yoh.4:14)

Ayat di atas merupakan percakapan Yesus terhadap perempuan Samaria yang tidak ada kepuasan dalam hidup nikah. Yesus selalu bersikap ingin menolong dan memberi; itu sebabnya Ia menawarkan ‘mata air kepuasan’  kepada perempuan ini yang hidup nikahnya berantakan (ay. 17-18). Yesus memerintahkan perempuan itu memanggil suaminya – bukan asal perintah tetapi mengandung keselamatan bagi pribadi perempuan itu juga bagi orang terdekat yang mendengar berita keselamatan dari perempuan itu. Perempuan itu menceritakan apa yang dia terima dari Yesus kepada seluruh penduduk kota Samaria dan mereka menjadi percaya kepada-Nya (ay. 39).

Aplikasi: bila Roh Kudus memenuhi dan mengalir dalam hidup kita, mata air kepuasan akan terus memancar hingga mencapai kehidupan kekal dan orang-orang yang berada di dekat kita ikut merasakan hadirnya Roh Kudus. Sebaliknya, bagi mereka yang belum merasakan pancaran kesejukan Roh Kudus, periksalah diri sendiri apakah hatinya masih tertutup. Perhatikan, mata air yang kering akan memproduksi ‘kata-kata kering’ yang tidak mengenakkan orang-orang di sekitarnya.

Ingat, Allah sangat memerhatikan setiap kehidupan nikah manusia, ciptaan-Nya. Perceraian, perselingkuhan, dst. adalah akibat dari dosa dan pelanggaran terhadap Firman Allah dan tidak ada seorang pun mampu menciptakan kepuasan bagi hidup nikahnya kecuali Yesus Kristus, Sang Penebus. Jangan bermain-main dengan pernikahan (jasmani) di dunia ini karena akan membawa kita kepada pernikahan rohani kelak!

Tuhan memberikan kepuasan dalam menyelidiki Firman-Nya (Meja Roti sajian), dalam menyembah (Mazbah Pembakaran Ukupan) juga bersaksi bagi-Nya (Kandil Emas).

c. Mata air kehidupan (Why. 7:9-17) → Tempat Mahakudus

“Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi. Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.” (Why. 7:16-17)

Masihkah hidup kita penuh deraian air mata duka dan sengsara? Solusi yang ditawarkan Allah ialah bersedia masuk dalam pengembalaan-Nya untuk dibimbing menuju Yerusalem baru di mana kita akan bersanding dengan Mempelai Pria Surga selamanya (Tabut Perjanjian).

Keselamatan, kepuasan dan hidup kekal mencakup pribadi Allah Tritunggal yang tidak dapat dipisah-pisahkan untuk dipilih sebagian saja, maksudnya: tidak mungkin kita dapat mengalami hidup kekal tanpa bersedia diselamatkan oleh Yesus. Setelah diselamatkan, kita dipenuhi Roh Kudus sehingga tidak mungkin kita menutup mulut tanpa menyaksikan kepada orang lain tentang pekerjaan keselamatan yang telah dilakukan oleh Yesus. 

Harus diakui, setiap dari kita pasti memiliki setumpuk masalah yang membuat kita mengeluarkan banyak air mata. Hanya Tuhan Yesus, Gembala Agung yang mampu mengubah air mata dengan membawa kita kepada mata air kehidupan penuh sukacita di dalam Yerusalem baru. Amin.