YANG MEWARISI KERAJAAN ALLAH

Pdt. Paulus Budiono, Lemah Putro

Minggu, 9 Desember 2012

 

Shalom,

Sering kita beranggapan bahwa Tuhan – Pemilik Kerajaan Surga – hadir pada saat kita beribadah di gereja dan tidak hadir di rumah padahal apa kata Alkitab tentang keberadaan Kerajaan Allah? “Maka datanglah orang-orang membawa anak-anaknya yang kecil (infants = bayi) kepada Yesus supaya Ia menjamah mereka. Melihat itu murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku dan jangan kamu menghalang-halangi mereka sebab orang-orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barang siapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil ia tidak akan masuk ke dalamnya.” (Luk. 18:15-17)

Tuhan mau kita ‘lahir’ kembali – diproses menjadi seperti anak kecil/bayi polos yang merindukan air susu murni dari Surga – agar kita dapat menjadi pewaris Kerajaan Surga.

Ayat di atas menyebutkan bahwa Yesus menegur murid-murid-Nya dengan keras (bndg. Mrk. 10:14). Yesus menegur demi keselamatan murid-Nya dan keselamatan orang banyak yang datang membawa anak-anak kepada-Nya. Perhatikan, teguran Firman Tuhan mengandung keselamatan yang pasti tetapi sering kita tidak merespons dengan baik. Percayalah bahwa Bapa Surgawi mengutus Putra tunggal-Nya (secara tradisi kita rayakan sebagai Natal) itulah Firman menjadi daging dan bertabernakel di tengah kita.

Tuhan Yesus mengaitkan anak-anak/bayi yang dibawa ayah-ibunya sebagai si empunya/pewaris Kerajaan Allah sedang tindakan datang kepada-Nya kini secara kasatmata dan sederhana dapat diartikan sebagai datang beribadah. Jadi, datang beribadah dalam gereja berkaitan erat dengan Kerajaan Allah yang memiliki hidup kekal (bndg. Ibr. 12:27-28). Itu sebabnya orang tua hendaknya giat membawa anak-anaknya sejak dini untuk beribadah di Sekolah Minggu kemudian beribadah di Kaum Muda-Remaja untuk memastikan mereka berada dalam Kerajaan Allah dan mendapat jaminan keselamatan kekal. Tentu orang tua terlebih dahulu memberi teladan baik dalam hal ibadah (bndg. Ibr. 10:25).

Apa sifat-sifat yang dimiliki oleh bayi/anak kecil? Mereka polos, bersih, murni, pasrah dan penurut. Oleh sebab itu Tuhan menginginkan kita ‘lahir’ kembali seperti ‘bayi’ yang berhati bersih dan polos untuk dapat menerima nasihat Firman-Nya tanpa banyak protes dan perbantahan (bndg. Yoh. 3:3-6)

Kerajaan Allah diberikan oleh Bapa kepada murid-murid-Nya (Luk. 12:22-32)

Perlu diketahui Kerajaan Surga yang berkaitan dengan hidup kekal sangatlah berbeda dengan kerajaan-kerajaan di dunia. Sebelum peristiwa Yesus menegur murid-murid-Nya, Ia telah memberitahukan mereka bahwa Bapa-Nya berkenan memberikan Kerajaan Surga kepada mereka. “…jadi janganlah kamu mempersoalkan apa yang akan kamu makan atau apa yang akan kamu minum dan janganlah cemas hatimu. Semuanya itu dicari (diminta-red) bangsa-bangsa di dunia yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu tahu bahwa kamu memang memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah Kerajaan-Nya maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu. Janganlah takut hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.” (Luk. 12:22-32)

Apakah Yesus tidak konsisten dengan apa yang dikatakan-Nya yaitu: Bapa-Nya senang memberikan Kerajaan Surga kepada murid-murid-Nya tetapi jika mereka tidak menyambutnya seperti anak kecil mereka tidak dapat masuk dan mewarisi Kerajaan Allah? Mengapa Yesus berkata demikian?

Semua orang pasti senang menjadi warga dari sebuah kerajaan/pemerintahan yang adil dan makmur tetapi kenyataannya tidak pernah ada kerajaan/pemerintahan semacam itu di dunia ini. Buktinya? Warga negara ‘A’ pindah menjadi warga negara ‘B’ karena tidak puas dengan negaranya sendiri; demikian juga sebaliknya. Terbukti sebaik apa pun sistem pemerintahan yang dipakai oleh negara-negara di dunia ini, tetap mereka mempunyai kelebihan dan kekurangan yang tidak dapat memuaskan seluruh warga negaranya.

Di dalam dunia rohani, Tuhan menunjukkan adanya dua macam ‘kerajaan’ yang bertentangan satu dengan lain, itulah:

  1. 1.Kerajaan kegelapan yang menjanjikan penderitaan dan kematian kekal
  2. 2.Kerajaan Allah yang menjanjikan damai sejahtera dan hidup kekal bersama-Nya (bndg. Ibr. 12:27-28; Why. 21; 22).

Jangan kita salah pilih dalam hal ini karena menyangkut masalah kekekalan – kematian kekal atau hidup kekal!

Kapan Kerajaan Allah datang

Sering manusia tidak mengerti dan berpikir bahwa keselamatan dan Kerajaan Allah itu masih lama atau urusan nanti (future) hingga mereka mengabaikan ibadah; padahal Kerajaan Allah menyangkut masa sekarang (present). Ketika orang Farisi mengajukan pertanyaan kepada Yesus kapan Kerajaan Allah datang, apa jawab Yesus? “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara (within = di dalam) kamu.” (Luk. 17:20-21) dan “di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah-mereka.” (Mat. 18:20)

Sekarang jelas Tuhan Yesus – Firman (= Allah) – menjadi daging (manusia) dan berdiam di tengah/di antara/di dalam kita hingga suasana Kerajaan Surga sudah dapat dirasakan dan dialami sekarang juga sebab Tuhan Yesus Kristus adalah Raja segala raja yang empunya Kerajaan kekal (bdng. Mat. 28:18).

Aplikasi: Kerajaan Surga tidak dapat dilihat secara kasatmata tetapi dapat dirasakan di tengah-tengah kita saat kita berbincang-bincang tentang Firman Tuhan di mana pun juga. Itu sebabnya anak-anak sejak kecil sudah harus dibiasakan terlibat dalam kegiatan ibadah agar tidak masuk dalam pergaulan salah ketika menginjak remaja dan dewasa karena tidak mengenal Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus dengan sungguh-sungguh. Yang perlu diingat Kerajaan Allah bukan soal makan atau minum tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus seperti yang dinasihatkan Rasul Paulus kepada sidang jemaat Roma (Rom. 14:15-18).

Orang miskin yang empunya Kerajaan Allah

Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: “Berbahagialah hai kamu yang miskin karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.” (Luk. 6:20)

Mengapa Yesus menyinggung orang miskin memiliki Kerajaan Allah? Bagaimana dengan orang kaya? Semua orang mendapat kesempatan memiliki Kerajaan Allah tetapi dengan syarat harus menjadi seperti anak kecil dalam merespons nasihat Firman-Nya. Kita melihat jemaat Laodikia kaya luar biasa tetapi sangat miskin di mata Tuhan (Why. 3:17). Apa yang dimaksud miskin di sini? Yaitu kosong, tidak ada apa-apanya sama seperti sikap anak kecil yang menerima apa adanya tanpa mempunyai pikiran membeda-bedakan atau merasa rendah diri bila berada dalam kondisi kaya atau miskin.

Introspeksi: apakah kita sering membeda-bedakan kondisi sidang jemaat karena menganggap diri sendiri lebih dewasa rohani berakibat sombong rohani? Waspada apa kata Alkitab, “Dengarkanlah hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barang siapa yang mengasihi-Nya? jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat baik” (Yak. 2:5-8) juga “Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini Peringatkanlah agar mereka berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup sebenarnya. (1 Tim. 6:17-19)

Ternyata hidup tidak tergantung pada uang, makan, minum, pakaian dll. untuk memperoleh Kerajaan Allah tetapi lebih pada hati yang mencintai Firman Allah. Jangan sampai uang membuat kita jauh dari Tuhan karena apa gunanya memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawa (Mat. 16:26)? Nasihat Firman Tuhan di atas akan diterima oleh seorang anak kecil tanpa neko-neko, berbeda dengan orang dewasa yang menggunakan logika untuk memikirkan untung ruginya.

Doa Bapa Kami ajaran Tuhan Yesus menghadirkan Kerajaan Allah dengan segala berkat-Nya (Luk. 11:1-4 bndg. Mat. 6:9-13)

…Jawab Yesus kepada mereka: “Apabila kamu berdoa katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.

‘Doa Bapa Kami’ berbeda dengan doa yang diajarkan oleh Yohanes Pembaptis kepada murid-muridnya (Luk. 11:1) berarti “Doa Bapa kami” adalah doa segala doa karena menjanjikan hadirnya Kerajaan Allah dengan segala berkat-Nya.

Apa dampak hadirnya Kerajaan Allah? Kehendak Tuhan ada di bumi (dalam keluarga dan negara kita); kita akan puas dengan sandang, pangan dan papan; suka mengampuni dan berdamai; hidup terjaga (tidak sampai jatuh dalam pencobaan) dll. Betapa dahsyatnya saat doa dinaikkan! Setiap kali kita berdoa untuk apa saja yang menyangkut sandang-pangan-papan, sekolah-kuliah, bisnis-usaha, pergaulan-nikah-keluarga bahkan ibadah jangan lupa meng-utarakan “Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di Surga”.

Introspeksi: jika Kerajaan-Nya hadir – Tuhan Yesus Kristus (Firman Allah) hadir – apakah kita masih takut menghadapi masa depan? Apakah kita masih melecehkan Kerajaan-Nya dan berlaku kurang sopan di hadapan Raja segala raja – Tuhan dan Juru selamat kita?

Kesimpulan: sudah pastikah kita mendapat dan hidup dalam (kehadiran) Kerajaan Allah sejak di bumi ini? Jika ‘ya’, kita dan keluarga kita tidak akan ragu bahkan dengan sukacita menantikan kedatangan Raja segala raja – Tuhan dan Juru selamat Yesus Kristus – untuk menjemput kita masuk dalam Kerajaan-Nya yang kekal. Bila ‘belum yakin’ dan masih ‘ragu-ragu’, bacalah Firman Allah – Alkitab – dan berimanlah kepada Tuhan Yesus Kristus agar Anda dan keluarga dipastikan masuk ke dalam Kerajaan-Nya yang kekal. Amin.