Kidung Agung 2:10-13

Ibu Ester Budiono

 

Shalom,

Bagaimana kita mengenal Kristus? Dengan meli-hat seluruh alam ciptaan-Nya dan suasana di sekeliling kita selain mengenal-Nya dalam batin karena Tuhan berada di mana-mana. Memang kehadiran-Nya secara fisik di masa lalu menyangkut tempat dan waktu tetapi penyertaan-Nya tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan kata lain, dalam suasana apa pun kita percaya akan adanya penyertaan Tuhan. Dengan demikian kita tidak lagi dibelenggu dan dibebani oleh perasaan melulu.

Kidung Agung 2:10-13 menuliskan, “Kekasihku mulai berbicara kepadaku: "Bangunlah manisku, jelitaku, marilah! Karena lihatlah musim dingin telah berhenti dan sudah lalu. Di ladang telah nampak bunga-bunga, tibalah musim memangkas; bunyi tekukur terdengar di tanah kita. Pohon ara mulai berbuah dan bunga pohon anggur semerbak baunya. Bangunlah, manisku, jelitaku, marilah…!"

Alangkah indahnya ungkapan "Kekasihku mulai berbicara kepadaku†! Saat ini Tuhan berbicara kepada kita melalui Firman-Nya, bagaimana respons kita terhadap suara-Nya? Apakah kita menanggapinya dengan hati membara karena kasih-Nya? Sesungguhnya saat berfirman, Dia tahu persis keadaan kita. Dia melihat kita – kekasih-Nya – sedang tertidur rohani (mundur) walau tampak rajin beribadah dan melayani. Seandainya kita sedang melompat-lompat dengan lincah, tentu Dia tidak akan berkata "Bangunlah manisku, jelitaku, marilah!†sampai dua kali.

Jemaat Tuhan harus mengenal suara sang Kekasih – Firman-Nya – yang lembut penuh kasih serta kebenaran meskipun kadang terasa sangat tajam seperti pedang yang menyayat hati. Di satu sisi, Firman Tuhan bertujuan untuk mengoreksi sementara di sisi lain bermaksud untuk menyembuhkan. Demikian pula Tuhan Yesus dan kurban-Nya tidak hanya berkuasa mengampuni tetapi juga berkuasa membebaskan kita dari segala macam tabiat yang tidak baik.

Yesus memanggil kita dengan sebutan "manisku", "jelitaku" meskipun Dia tahu kita banyak mengalami kegagalan di dalam perbuatan dan pikiran. Ini membuktikan bahwa Dia tetap mengasihi dan menerima kasih kita walau ditandai banyaknya kekurangan dan kesalahan di masa lampau maupun sekarang. Bila kita menyadari hal ini, kita akan tahu bagaimana menghadapi sesama kita dalam nikah dan pergaulan. Kita harus yakin bahwa Firman mampu berkarya di dalam nikah dan pergaulan kita serta berkuasa memulihkan keadaan kita sebab hati Tuhan penuh belas kasihan kepada manusia yang nikahnya penuh kegagalan.

Janganlah kita mempertahankan hidup di dalam keegoisan tetapi dengarkan suara Firman-Nya kemudian tinggalkan semua sifat tidak baik tersebut. Dia menghendaki kita berada bersama dengan-Nya ke luar dan Dia sendiri akan memimpin kita datang kepada jiwa-jiwa yang nikahnya tidak berbahagia dan rumah tangganya hancur berantakan untuk berbicara kepada mereka bahwa hanya Tuhan satu-satunya yang mendengar keluhan orang yang terpenjara
oleh keegoisan hidup dan hanya Dia yang berkuasa membebaskan. Marilah kita memanfaatkan kesempatan yang ada untuk mendengar dan dengar-dengaran/menurut kepada Firman-Nya. Amin.